TUGAS ASUHAN
KEBIDANAN
REFOCUSING ANC
Dosen
Pembimbing :
Disusun
Oleh :
Anggun Erlistyas N P27224014004
Dita Anjar K P27224014026
Fernanda Luhlinda O P27224014035
Dita Anjar K P27224014026
Fernanda Luhlinda O P27224014035
DIII
Kebidanan Reguler A
Poltekkes
Kemenkes Surakarta
2014/2015
2014/2015
Hasil survey
kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar
373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan,
infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah
dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa
intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti mengukur tekanan
darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal
perdarahan/infeksi, maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia.
Namun ternyata banyak komponen
ANC yang rutin dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk
menurunkan angka kematian maternal & perinatal.
Refocusing
berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing Asuhan adalah
asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus
pada kebutuhan ibu.
a. Fokus lama ANC :
1. Mengumpulkan
data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk
mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan
fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di
bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /
Pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi.
b. Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO
(Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa :
1. Pendekatan
resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu
yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire)
membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi
sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak
pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu
yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi,
sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong
dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang
terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3. Memberikan
keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami
komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa
yang dapat dilakukannya.
Pelajaran
yang dapat diambil dari pendekatan resiko adalah bahwa setiap bumil beresiko
mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehingga setiap
bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang
berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih
efektif dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.
Isi
Refocusing ANC
Penolong yang terampil/terlatih
harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu
setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas
kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama
hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil
menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam
jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2. Membantu
setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi
(deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana
kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan.
Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka
waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat keputusan,
mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan
skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC,
IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan
kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena
penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal
jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi
& menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi
kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal
setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai
jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6. Memberikan
imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7. Memberikan
suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
Untuk populasi tertentu:
1. Profilaksis cacing tambang
(penanganan presumtif) untuk menurunkan insidens anemia berat.
2. Pencegahan/ terapi preventif malaria untuk menurunkan resiko terkena
malaria di daerah endemik.
3. Suplementasi yodium.
4. Suplementasi vitamin A
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar