Senin, 27 April 2015

MAKALAH KETIDAKNYAMANAN SELAMA HAMIL



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Bagi seorang wanita kehamilan adalah masa yang penuh kebahagiaan , namun adakalanya merupakan masa yang tidak menyenangkan karena adanya perubahan fisik dan mental. Kehadiran seorang bayi, terutama bayi pertama selalu merupakan hal yang sangat membuat ibu dan keluarga gembira. Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan janin. Janin berkembang dari 2 sel ke suatu bentuk yang mampu hidup diluar uterus. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan dalam tubuh ibu, yang menjadi penyebab ketidak nyamanan tersebut akibat dari perubahan yang ada ditubuh ibu seperti perubahan alat genetalia eksterna, genetalia interna dan payudara, peningkatan hormon yaitu hormon somatomammotropin,estrogen dan progesterone, psikologis ibu misalnya perhatian dan kasih sayang atas kehamilannya serta perkembangan janin dari waktu ke waktu.
Dari perubahan- perubahan tersebutlah akhirnya ibu akan mengalami suatu masa yang menyebabkan ibu tidak nyaman dan merasa terganggu. Umumnya keadaan ini fisiologis terjadi bahkan tidak perlu menggunakan konsumsi obat-obat tertentu . Namun kadang kala jika tidak di tangani dengan baik ketidaknyamanan ini akan berubah menjadi keadaan patologi sehingga dapat mengganggu aktifitas ibu, bahkan dapat membahayakan kehamilan ibu. Misalnya mual muntah pada ibu hamil, jika tidak diatasi akan menyebab-kan emesis bahkan bisa menjadi hiperemesis gravidarum. Tentunya akan sangat berbeda asuhan yang diberikan jika keadaan ibu bertambah parah dan membahayakan kehamilan, janin bahkan diri ibu tersebut. 
B.   Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1.    Menginformasikan kepada pembaca tentang ketidaknyamanan selama kehamilan dan antisipasinya sesuai dengan kebutuhan .
2.    Menginformasikan kepada pembaca agar dapat memberikan pendidikan kesehatan dan konseling kehamilan pada ibu dan keluarga tentang ketidaknyamanan selama kehamilan dan antisipasinya sesuai kebutuhan.
3.    Pembaca dapat melakukan konseling dengan ibu hamil dan keluarga tentang ketidaknyamanan kehamilan dan antisipasinya sesuai kebutuhan.
4.    Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan .



BAB II
TINJAUAN TEORI

Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak  menyenangkan  bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. (Hidayat, 2008: 120)
1.    Mual dan Muntah
Umumunya mual dan muntah terjadi pada awal kehamilan (trimester 1), disebut dengan emesis gravidarum. Dapat terjadi akibat kombinasi perubahan hormonal, adaptasi psikologis, dan faktor neurologis. Mual dan muntah yang berlebihan disebut hyperemesis gravidarum dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan asidosis metabolic.
Bidan dapat menganjurkan ibu hamil untuk :
a.    memakan biscuit/cracker dengan segelas air sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari;
b.    menghindari makanan yang pedas, berlemak/berminyak, berbumbu, dan berbau tajam. Penggunaan terapi tambahan dapat membantu mengurangi gelaja, seperti penggunaan aromatherapy, terapi akupunktur/akupressure di daerah pergelangan tangan, konsumsi ramuan tradisional, pemberian vitamin B6 50mg, dan terapi homeopatik.
c.    makan/minum sesuatu yang manis sebelum tidur
d.    meningkatkan frekuensi makan dengan porsi sedikit (sedikit tapi sering). Pola makan sedikit tapi sering dapat mempertahankan kadar glukosa darah, sedangkan minum air diantara waktu makan dapat mempertahankan hidrasi tubuh.
e.    pertahankan posisi duduk tegak setiap selesai makan.
Gangguan mual dan muntah dapat membaik pada usia gestasi kira-kira 16 minggu (trimester 2), dimana tubuh ibu sudah dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Konsumsi diet yang seimbang yang terdiri atas seluruh kelompok zat gizi. Keadaan psikologis ibu hamil juga mempunyai peranan yang besar terhadap gangguan mual dan muntah, untuk itu dibutuhkan pengertian dan waktu yang cukup antara keluarga ibu hamil dan bidan untuk memberikan dukungan psikologis selama hamil. 
2.    Mengidam 
Mengidam merupakan suatu keadaan yang berkaitan dengan kondisi psikologis ibu hamil. Umumnya dialami oleh ibu hamil primi. Banyak mitos yang beredar terkait mengidam, namun hal itu tidak terbukti secara ilmiah. Untuk itu penting bagi bidan untuk memberikan pendidikan kesehatan yang tepat. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan selama asupan nutrisi memenuhi kebutuhannya. Jelaskan pula tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut budayanya. 
3.    Hipersalivasi (Peningkatan Salivasi)
Peningkatan salivasi merupakan suatu kondisi yang tidak biasa yang disebabkan oleh peningkatan keasaman pada mulut dan atau peningkatan enzyme ptyalin, serta peningkatan stimulasi kelenjar air ludah, sehingga meningkatkan sekresi air ludah yang berlebih. Penyebab hipersalivasi belum diketahui secara pasti, diduga terjadi karena adanya perubahan hormonal.
Untuk mengurangi gejala hipersalivasi diantaranya adalah:
a.    bersihkan mulut menggunakan sikat gigi yang lembut dengan pasta gigi yang sesuai, dan gunakan penyegar mulut beberapa kali sehari
b.    konsumsi makanan dengan gizi seimbang, dan hindari makanan yang banyak mengandung tepung
c.    perbanyak minum (sering minum walaupun sedikit- sedikit)
d.    serta mengulum sebutir permen atau mengunyah permen karet tanpa gula. Mengulum/mengunyah permen tidak langsung membuat produksi saliva menjadi berkurang, tetapi hal ini akan membuat ibu menelan saliva. Hindari permen asam atau permen karet manis, karena akan semakin menstimulasi produksi saliva.
Tekankan pada ibu agar minum air putih yang banyak sehingga tidak dehidrasi. Bagi kebanyakan ibu hamil, masalah hipersalivasi ini dapat berkurang dan hilang dengan sendirinya seiring dengan meredanya rasa mual sekitar akhir trimester pertama. Tetapi bagi sebagian kecil ibu hamil, masalah ini sama halnya dengan mual-muntah (emesis) yang dapat berlangsung sampai akhir masa kehamilan. 
4.    Heartburn (Panas Perut)
Heartburn / panas perut merupakan suatu ketidaknyamanan dimana ibu merasakan panas pada perutnya, dapat dimulai pada trimester dua kehamilan dan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur kehamilan, serta dapat menghilang pada saat persalinan. Panas perut merupakan suatu istilah untuk regurgitasi atau refluks dari asam lambung ke esophagus bagian bawah karena gerakan peristaltik yang membalik. Isi dari asam lambung menjadi asam karena cairan asam hidroklorid di perut. Keasaman ini menyebabkan sensasi terbakar pada tenggorokan dengan rasa yag tidak enak.
Kemungkinan penyebab keluhan ini dapat disebabkan oleh:
a)    relaksasi dan atau penurunan motalitas saluran pencernaan akibat peningkatan progesterone,
b)    penekanan lambung oleh karena pembesaran uterus,
c)    berkurangnya/sempitnya ruang abdomen karena desakan dari pembesaran uterus.
Untuk mengatasi keluhan tersebut, dapat dilakukan:
a)    makan dalam porsi kecil namun sering, untuk menghindari penuhnya saluran pensernaan, dan hindari makan makanan berat sebelum tidur,
b)    pertahankan postur tubuh yang baik (tegak, tidak bungkuk) guna menyediakan ruang yang cukup untuk fungsi abdomen,
c)    lakukan stretching / peregangan bagian lengan ke atas kepala untuk memberikan ruang yang cukup bagi fungsi abdomen,
d)    hindari makanan pedas, berbumbu tajam dan berlemak, lemak dapat menghambat motalitas saluran pencernaan dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan dalam sistem pencernaan,
e)    hindari makan makanan yang sangat dingin,
f)     hindari makan bersamaan dengan minum, beri jeda antara makan dan minum,
g)    hindari berbaring setelah makan,
h)    minum susu rendah lemak dan atau es krim rendah lemak pada sebagian wanita hamil dapat membantu.
5.    Kelelahan/Keletihan
Kelelahan yang dirasakan oleh ibu hamil dapat terjadi selama trimester pertama dengan sebab yang belum diketahui secara pasti. Namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh keadaan psikologis ibu hamil, perubahan hormonal dan proses organogenesis. Faktor tersebut menyebabkan ibu hamil merasakan kantuk yang luar biasa. Kondisi ini akan hilang pada trimester kedua dan muncul lagi pada trimester ketiga.
Pada trimester ketiga, kelelahan ini dapat berkaitan dengan peningkatan berat badan yang menyebabkan kesulitan bergerak dan peningkatan kebutuhan metabolisme tubuh dalam rangka persiapan persalinan dan menyusui.  Mengurangi beban pekerjaan ibu hamil dapat dilakukan untuk mengurangi kelelahan, karena hal ini secara psikologis bersifat menenteramkan hati ibu, dapat dilakukan sampai ibu memasuki trimester kedua. Mengurangi beban kerja juga dapat meningkatkan frekuensi periode istirahat sepanjang hari, namun hindari istirahat yang berlebihan. Olahraga ringan dan asupan nutrisi yang adekuat juga dapat mengatasi gejala kelelahan. Bidan perlu meyakinkan pada ibu bahwa gejala kelelahan merupakan suatu hal yang normal terjadi pada awal kehamilan. 
6.    Sakit Kepala (Pusing)
Sakit kepala (pusing) merupakan suatu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan hormonal, sinusitis, tegangan pada mata, keletihan, dan perubahan emosional. Sakit kepala pada ibu hamil juga dapat berkaitan dengan adanya anemia fisiologis selama kehamilan. Keluhan pusing/sakit kepala dapat muncul pada trimester satu, dua ataupun tiga.
Untuk mengatasi keluhan ini :
a.    apabila ibu sedang beraktivitas maka ibu dapat beristirahat.
b.    Hindari berdiri terlalu lama pada lingkungan yang panas dan sesak.
c.    Apabila pusing terjadi saat berbaring, maka bangun secara perlahan dari posisi tersebut, dan
d.    hindari berbaring dalam posisi terlentang.
e.    Sebisa mungkin hindari obat-obatan kimia, kecuali atas resep dokter dan hanya obat yang dapat membantu.
f.     Imbangi juga dengan asupan gizi seimbang.
Sakit kepala ini dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun apabila terjadi sakit kepala akut dan terjadi pada trimester ketiga disertai dengan bengkak pada ekstrimitas dan muka, maka ibu harus segera periksa ke petugas kesehatan, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (tekanan darah dan protein urune).
7.    Perubahan Payudara
Perubahan payudara seringkali menjadi salah satu perubahan pertama yang disadari oleh ibu hamil berkaitan dengan kehamilannya.
a.    Seringkali payudara menjadi lebih lunak dan terasa penuh akibat perubahan hormonal. Terjadi peningkatan hormone estrogen yang berguna sebagai persiapan laktasi dengan peningkatan deposit lemak pada jaringan payudara.
b.    Terjadi pula peningkatan sirkulasi vaskuler, putting susu membesar dan
c.    terjadi hiperpigmentasi areola dan putting.
Perubahan payudara yang signifikan terjadi pada saat hamil, bukan setelah melahirkan.
Untuk itu, perawatan yang tepat pada payudara saat hamil, akan menentukan bentuk payudara ibu setelah berakhirnya proses menyusui.
a.    Gunakan bra yang menopang payudara dari bawah (bukan menekan payudara dari depan) dengan tali bra yang tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.
b.    gunakan bra yang berasal dari bahan katun
c.    hindari membersihkan payudara pada area putting dan areola menggunakan sabun.
d.    Membersihkan putting dapat mengunakan baby oil, ataupun minyak zaytun.  
8.    Striae Gravidarum
Striae gravidarum disebut juga dengan stretch mark yaitu suatu guratan yang muncul di permukaan kulit akibat peregangan yang berlebihan pada jaringan kulit. Striae gravidarum dapat muncul di abdomen, payudara, paha ataupun lengan bagian atas, dan nampak jelas mulai bulan ke 6-7 kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, wanita hamil dapat menggunakan:
a.    emolien topikal atau antipruritic yang bebas alergi,
b.    dapat juga menggunakan minyak zaitun pada bagian yang mengalami strech mark atau yang berpotensi mengalami stretch mark.
c.    Ibu dapat menggunakan baju yang longgar namun menopang payudara dan abdomen.
Pada kebanyakan kasus, strech mark ditimbulkan dan atau diperparah oleh tindakan ibu hamil yang menggaruk daerah tersebut. Rasa gatal pada abdomen maupun payudara, paha ataupun lengan bagian atas merupakan reaksi yang normal oleh karena proses peregangan kulit, dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi alergi terhadap antigen placenta.
9.    Keringat Berlebih
Meningkatnya keringat pada ibu hamil dapat terjadi mulai trimester pertama kehamilan dan akan terus meningkat secara perlahan sampai akhir kehamilan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan sistem integument akibat kehamilan, dan meningkatnya metabolisme.
Bidan perlu menjelaskan pada ibu hamil bahwa ini merupakan suatu hal yang normal. Untuk itu, jelaskan pada ibu hamil untuk mengenakan pakaian yang mudah menyerap keringat, tidak terlalu tebal dan longgar. Tingkatkan kebersihan badan dengan mandi menggunakan air mengalir minimal dua kali sehari (frekuensi mandi bisa ditambah). Untuk menghindari dehidrasi, tingkatkan rehidrasi/asupan cairan. Keluhan sering BAK yang mungkin timbul, hendaknya tidak menjadi alasan bagi ibu hamil untuk membatasi cairan. 
10.  Peningkatan Frekuensi Buang Air Kecil/BAK (Nocturia)
Peningkatan frekuensi BAK merupakan suatu gangguan/ ketidaknyamanan yang fisiologis. Pada trimester satu terjadi pembesaran uterus dan penambahan berat uterus pada bagian fundus uteri, dan isthmus uteri menjadi lunak (tanda Hegar), menyebabkan uterus menjadi semakin antefleksi sehingga mendesak vesika urinaria. Sedangkan pada trimester ketiga peningkatan frekuensi BAK terjadi karena bagian terendah janin yang mulai memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) mendesak vesika urinaria (umumnya pada primigravida), hal tersebut mengurangi kapasitas vesika urinaria sehingga urine yang tertampung di vesika urinaria terdesak keluar (ibu sering merasa ingin BAK).
Untuk mengantisipasi ketidaknyamanan tersebut, bidan dapat menjelaskan tentang :
a.    sebab terjadinya ganguan sering BAK;
b.    berikan penjelasan untuk mengosongkan vesika urinaria saat ada dorongan untuk BAK;
c.    perbanyak minum pada siang hari;
d.    jangan kurangi minum untuk mencegah ingin BAK (nokturia), kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari;
e.    batasi minum kopi, teh, dan soda; dan
f.     jelaskan pula tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
11.  Konstipasi
Keluhan ini saat hamil yang mungkin terjadi pada trimester kedua atau trimester ketiga. Konstipasi dapat disebabkan oleh penurunan peristaltic saluran pencernaan oleh karena relaksasi otot halus pada usus besar sebagai akibat dari peningkatan hormone progesterone. Penekanan usus besar oleh karena pembesaran uterus juga berkontribusi pada penurunan motilitas saluran pencernaan sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu efek samping utama dari mengkonsumsi tablet besi adalah konstipasi, hal ini menambah masalah pada wanita hamil.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konstipasi ini akan lebih baik apabila digunakan secara bersamaan (kombinasi). Pengobatan secara alami sudah cukup untuk mengatasi keluhan ini. Diantaranya:
a)    meningkatkan intake cairan minimal delapan gelas perhari,
b)    mengkonsumsi buah atau jus prune/prem/plum (di dalamnya termasuk persik, ceri, dll), buah ini bersifat laksatif alami,
c)    cukup istirahat,
d)    minum minuan yang hangat sesaat setelah bangun tidur, dan akan lebih baik dicampur madu, dapat menstimulasi peristaltic usus,
e)    mengkonsumsi makanan (buah dan sayur yang tinggi serat),
f)     biasakan makan teratur, hindari memakan makanan karena dorongan makan, bukan karena kebutuhan,
g)    latihan fisik / olah raga ringan secara teratur, dengan berjalan kaki setiap hari, mempertahankan postur tubuh yang baik, body mekanik yang baik, dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena sehingga dapat mencegah kongesti/kemacetan pada usus besar,
h)    membiasakan buang air besar secara teratur dan segera BAB saat ada dorongan,
i)      dapat diberikan obat laksatif atau gliserin dengan izin petugas kesehatan.    
12.  Flatulence
Flatulence yaitu keluhan sering buang angin/kentut, dapat juga diasosiasikan dengan perut kembung, dapat terjadi pada trimester dua ataupun tiga kehamilan. Diakibatkan oleh penurunan motalitas gastrointestinal. Dimungkinkan hasil/efek dari peningkatan progesterone yang mengakibatkan relaksasi saluran pencernaan dan penekanan saluran pencernaan oleh karena pembesaran uterus, sehingga menyebabkan makanan yang dikonsumsi bergerak melalui sistem pencernaan lebih lambat, akibatnya menyebabkan ibu hamil sering buang angin.
Upaya untuk mengatasi keluhan ini adalah:
a)    pola makan yang teratur, dan hindari makanan yang: mengandung gas (kol, sawi, bunga kol, durian, nangka), berkadar lemak tinggi (steak, ayam goring tepung dengan kulit, martabak daging), minuman bersoda, permen karet),
b)    mengunyah makanan secara sempurna,
c)    pertahankan BAB secara teratur,
d)    melakukan senam secara teratur,
e)    posisi knee- chest dapat membantu ketidaknyamanan untuk mengeluarkan gas dari dalam perut.   
13.  Hemorrhoid
Hemoroid disebut juga wasir, merupakan suatu keluhan yang disebabkan oleh konstipasi. Progesterone juga menyebabkan relaksasi pembuluh darah vena dan usus besar. Pembesaran uterus dapat menekan pembuluh darah vena khususnya vena hemorroidal, sehingga penekanan ini akan menghambat sirkulasi pada pembuluh darah vena dan menyebabkan kemacetan pada vena di pelvis. 
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi keluhan ini, yaitu:
a)    hindari terjadinya konstipasi, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif,
b)    hindari mengejan terlalu kuat saat defekasi / BAB,
c)    mandi menggunakan air dingin dan air hangat, tidak hanya meningkatkan kenyamanan pada ibu hamil tetapi juga dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena,
d)    untuk mengurangi dapat dikompres di hemoroid tersebut menggunakan air es atau air hangat,
e)    reinsersi hemoroid ke dalam rectum (menggunakan lubrikan) bersamaan dengan latihan Kegel setiap selesai BAB,
f)     bedrest dengan posisi tungkai bawah ditinggikan,
g)    berikan obat analgetik topical,
h)    makan makanan yang berserat dan banyak minum.  
14.  Leukorrhea (Keputihan)
Leukorrhea/keputihan merupakan peningkatan sekresi vagina yang encer sampai kental akibat perubahan hormonal dan terjadi mulai pada trimester pertama kehamilan. Sekresi vagina ini bersifat asam, oleh karena perubahan peningkatan jumlah glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh bakteri Doderleins. Meskipun hal ini berfungsi untuk melindungi ibu dan janin dari serangan kuman infeksi berbahaya, namun hal ini dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme penyebab vaginitis. Produktivitas kelenjar pada cerviks dalam mensekresi dan meningkatkan jumlah mucus/lendir menjadi lendir cerviks, pada periode ini juga berkontribusi pada terjadinya keputihan.
Untuk mengatasi hal tersebut, ibu hamil disarankan untuk meningkatkan perhatian pada kebersihan badan terutama pada area vagina dan meningkatkan frekuensi pergantian celana dalam yang berbahan katun dan mudah diserap. Ibu hamil tidak disarankan untuk menggunakan douche vagina atau spray vagina. Bersihkan vagina menggunakan sabun setiap mandi, setiap selesai BAK dan BAB, dari arah depan ke belakang, kemudian mengeringkan dengan handuk bersih atau tisyu. Ibu hamil juga disarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan banyak makan makanan yang banyak mengandung vitamin C terutama buah dan sayur. 
15.  Dyspareunia 
Dyspareunia yaitu nyeri saat berhubungan seksual/coitus. Dyspareunia selama hamil dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis, yaitu kongesti/kemacetan pada pembuluh darah pelvis/vagina karena terhalang oleh pembesaran uterus. Masalah ini merupakan efek dari pembesran uterus karena penekanannya pada organ pelvis. Faktor psikologis dapat juga berpengaruh pada keluhan ini karena terjadi miskonsepsi dan ketakutan bahwa coitus dapat menyakiti janin.
Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebabnya, diantaranya:
a)    perubahan posisi selama coitus dapat meringankan masalah ini karena pembesaran abdomen dan sakit karena penetrasi yang dalam,
b)    penggunaan es mungkin dapat meringankan keluhan ini, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan selama coitus,
c)    diskusi tentang miskonsepsi dan ketakutan akan bahaya coitus selama hamil dengan menyajikan fakta-fakta dapat meyakinkan wanita hamil,
d)    suami-isteri saling terbuka akan informasi mengenai alternative pemecahan masalah tentang kebutuhan seksual dan kepuasan seksual selama hamil. 
16.  Insomnia 
Insomnia/sulit tidur merupakan suatu gangguan/ketidaknyamanan yang dapat dialami ibu hamil. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: gelisah karena kekhawatiran yang berlebihan, cemas, dan terlalu bersemangat akan peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari (ibu hamil: menyambut kelahiran janin yang dikandung). Secara psikologis, ibu hamil mempunyai ketidaknyamanan oleh sebab pembesaran uterus, ketidaknyamanan lain karena kehamilan, dan pergerakan janin, khususnya untuk janin yang sangat aktif.
Ada banyak cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, tetapi pada beberapa wanita mempunyai respon yang berbeda-beda yaitu:
a)    mandi dengan air hangat;
b)    meminum minuman yang hangat (susu, cokelat, teh), sebelum tidur;
c)    tidak melakukan aktivitas yang menstimulsi untuk janin menjadi aktif sebelum tidur (malam hari);
d)    tidur dalam posisi relaksasi, yaitu: posisi sims (seperti memeluk bantal) miring ke kiri;
e)    menggunakan teknik relaksasi yang progressive, yaitu menggunakan teknik nafas dalam yang dikombinasikan dengan teknik lain: spiritual hypnotherapy, aromatherapy, dll. 
17.  Hiperventilasi (Sesak Nafas)
Hiperventilasi ditandai dengan nafas yang cepat dan keluhan sesak nafas, pada ibu hamil hal ini merupakan reaksi yang fisiologis (non patologis). Hiperventilasi disebabkan oleh peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, berakibat langsung pada sistem pernafasan dimana kadar karbon dioksida berada pada kadar yang rendah dan oksigen berada pada kadar yang tinggi.
Ibu hamil dapat mulai merasakan efek progesterone ini pada awal trimester kedua. Keluhan sesak nafas merupakan suatu ketidaknyamanan yang semakin berat dirasakan ibu hamil pada trimester ketiga. Selama periode ini, uterus semakin membesar dan menekan diafragma. Oleh sebab itu, diafragma bergeser (berelevasi) kira-kira 4 cm selama kehamilan.
Kombinasi penggunaan tekanan pada diafragma (memungkinkan penurunan fungsi volume residual) menyebabkan sedikit kesulitan dalam bernafas (nafas sesak). Pada beberapa ibu hamil, merespon keadaan fisiologis ini dengan hiperventilasi.
Untuk mengatasi hiperventilasi maka dapat diatasi dengan:
a)    penjelasan pada ibu hamil tentang keadaan fisiologis hal ini;
b)    menasehati ibu hamil untuk dengan sengaja secara berhati-hati mengatur pernafasannya (kecepatan dan kedalaman) dalam kondisi normal ketika ibu menyadari terjadinya hiperventilasi;
c)    meringnkan gejala sesak nafas sebagai faktor akibat, dijelaskan pada paragraph selanjutnya.
Upaya untuk mengatasi keluhan sesak nafas adalah dengan menyediakan ruang yang cukup untuk isi abdomen dan thoraks, dengan mengurangi tekanan pada diafragma dan memfasilitasi fungsi paru-paru, yaitu:
a)    secara periodic anjurkan ibu hamil untuk berdiri dan melakukan gerakan peregangan pada tangannya ke atas kepala disertai menarik nafas panjang;
b)    menganjurkan ibu hamil untuk membiasakan diri dengan postur tubuh yang baik dan hindari membungkukkan badan (badan selalu tegak);
c)    ajari ibu hamil untuk melakukan pernafasan intercostal;
d)    ajarkan ibu hamil untuk melakukan peregangan yang sama saat duduk/berdiri dengan ketika berbaring di tempat tidur;
e)    jelaskan terjadinya nafas sesak, kecemasan atau ketakutan dapat mengurangi respon terhadap hiperventilasi. 
18.  Nyeri Punggung Atas 
Nyeri punggung (terutama bagian atas) dapat terjadi mulai trimester pertama, yang terjadi karena peningkatan ukuran dan perubahan payudara yang menjadi lunak dan padat, yang merupakan salah satu tanda presumtif kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, ibu hamil dapat menggunakan postur tubuh yang baik, ibu hamil juga dapat menggunakan kasur yang tidak terlalu empuk, serta menggunakan bantal tambahan ketika tidur untuk meluruskan punggung. 
19.  Nyeri Punggung Bawah (Pinggang)
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri pinggang pada daerah lumbosacral. Intensitas nyeri biasanya bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, karena hasil dari perubahan pusat gravitasi dari perubahan postur tubuhnya (hiperlordosis), yaitu akibat dari penambahan barat dari pembesaran uterus.
Jika ibu hamil berusaha untuk memperbaiki posturnya, dia akan berjalan condong ke arah belakang dari peningkatan lordosis. Lengkungan ini mengakibatkan ketegangan pada otot belakang dan menyebabkan nyeri yang sangat. Ketidaknyamanan ini dapat meningkat apabila otot abdominal ibu hamil lemah, otot-otot ini gagal dalam menyokong pembesaran uterus. Pada primigravida biasanya otot abdomennya lebih elastis karena otot-ototnya belum pernah teregang sebelumnya.
Nyeri pinggang juga merupakan akibat dari posisi menekuk/membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa periode istirahat, mengangkat benda berat khususnya apabila dikerjakan saat ibu lelah. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan ketegangan pada otot-otot pinggang.
Prinsip body mekanik dapat dilakukan untuk menghindari ketegangan otot ini. Terdapat dua prinsip untuk dilakukan, yaitu:
a)    menekukkan kaki daripada membungkuk saat mengangkat/mengambil benda yang berat, sehingga kaki (paha) yang lebih menahan beban dan lebih meregang daripada otot pinggang;
b)    letakkan salah satu kaki / tempatkan salah satu kaki dengan lebih rendah / di depan kaki yang satunya ketika akan membungkuk (mengambil benda yang berada di bawah/lantai), sehingga memperlus tumpuan untuk keseimbangan ketika akan bangkit/berdiri dari posisi sebelumnya.
Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah:
a)    biasakan postur tubuh yang baik;
b)    lakukan prinsip body mekanik saat akan mengangkat beban;
c)    hindari membungkuk yang berlebihan, mengangkat beban terlalu berat atau berjalan kaki tanpa periode istirahat;
d)    menggoyang daerah pelvis;
e)    gunakan sepatu berhak rendah, hak sepatu yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan pusat grafitasi dan menyebabkan terjadinya hiperlordosis;
f)     apabila nyeri bertambah, maka penggunaan korset penopang sangat dianjurkan;
g)    menghangatkan pinggang, seperti: mandi air hangat, menggunakan alat pemanas (kompres hangat di daerah pinggang), atau duduk pada shower yang hangat;
h)    menggosok/memijat pinggang;
i)      saat istirahat/tidur: gunakan kasur yang tidak terlalu empuk (keras dianjurkan), saat berbaring posisikan pinggang dengan diganjal bantal untuk meluruskan pinggang dan meringankan tarikan/ketegangan pada otot-otot belakang. 
20.  Kram Kaki 
Kram kaki dapat muncul setelah usia kehamilan 24 minggu. Disebabkan  oleh kekurangan asupan kalsium atau ketidakseimbangan antara rasio kalsium-fosfor di dalam tubuh. Kemungkinan lain terhambatnya aliran darah ke pembuluh darah perifer akibat penekanan pembuluh darah di sekitar pelvis oleh pembesaran uterus pada vena yang membawa darah ke bagian ekstrimitas bawah, dan atau penekanan pada syaraf di sekitar foramen obturator yang menuju ke ekstrimitas bawah. 
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah:
a)    latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang kram,
b)    lakukan olah raga ringan secara teratur dan lakukan body mekanik yang baik untuk meningkatkan sirkulasi,
c)    lakukan elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodic sepanjang hari,
d)    konsumsi susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara seimbang,
e)    gunakan penghangat untuk otot.   
21.  Varises Vena pada Kaki
Varises vena disebut juga varicosities, dapat terjadi pada ibu hamil trimester dua akhir ataupun trimester tiga.
a.    Varises vena mungkin terjadi pada ibu hamil dimana mempunyai kecenderungan dari faktor keluarga/faktor genetilk.
b.    Varises vena dapat terjadi akibat sirkulasi pada pembuluh darah balik di ekstrimitas bawah tidak adekuat dan karena peningkatan tekanan pada vena di ekstrimitas bawah.
c.    Penggunaan pakaian yang teralu ketat dapat menghambat kembalinya darh dari vena di ekstrimitas bawah, atau berdiri yang terlalu lama juga dapat memperparah masalah ini.
d.    Progesterone dapat mengakibatkan relaksasi dinding pembuluh darah vena, katup jantung, dan otot-otot yang mengelilingi jantung, juga dapat berkontribusi pada perkembangan varises vena.
Varises vena dalam kehamilan sering timbul di ekstrimitas bawah (kaki) dan atau vulva. Varises vena pada vulva dapat berbahaya apabila dalam proses persalinan pembuluh darah tersebut pecah, dapat mengakibatkan perdarahan hebat. Beberapa hal untuk mengantisispasi ketidaknyamanan terkait varises vena adalah:
a)    gunakan kaos kaki atau stocking yang elastis, digunakan sebelum menggerakkan kaki/beraktivitas;
b)    hindari menggunakan sepatu berhak tinggi, kaos kaki pendek dan atau kaos kaki bertali;
c)    hindari berdiri atau duduk yang terlalu lama;
d)    istirahatkan kaki pada waktu istirahat dengan meninggikan kaki secara periodic sepanjang hari;
e)    berbaring dengan posisi kaki ditinggikan lurus membentuk sudut 450 dengan dinding, dimana kaki menempel di dinding;
f)     hindari menggunakan pakaian atau korset yang ketat;
g)    hindari duduk menyilangkan kaki;
h)    lakukan senam hamil untuk melancarkan peredaran darah;
i)      pertahankan postur tubuh yang baik dan body mekanik;
j)      gunakan penopang perut untuk meringankan tekanan pada vena di pelvis. 
Untuk mengantisipasi varises vena pada vulva, dapat mencoba posisi inklinasi beberapa kali sehari, yaitu: posisi ibu berbaring kaki ditinggikan lurus dan menempel pada dinding membentuk sudut 450, dan kemudian bagian bokong diangkat. Selain itu, dapat juga melakukan senam Kegel, senam Kegel juga bermanfaat untuk mencegah hemoroid dan meningkatkan sirkulasi darah. Senam ini dapat dilakukan dalam posisi tubuh tegak sempurna, tulang belakang lurus dan dada membusung (duduk atau berdiri) dengan keadaan kandung kemih kosong (tidak berkeinginan untuk miksi/buang air kecil), yaitu: dengan menahan/menarik bagian otot- otot dasar panggul seperti ketika menahan miksi, tahan beberapa detik kemudian lepaskan. Selengkapnya:
a)    lakukan seolah-olah sedang menahan buang air kecil dan buang angin sekaligus, rapatkan otot liang vagina dan liang dubur sekaligus sampai dinding otot perut juga tertarik “masuk”, dan tahan napas;
b)    tahan  posisi ini sekitar 10 detik, caranya: hitung angka 1001, 1002, 1003... sampai 1010), jika belum bisa 10 detik, coba dulu 5 detik dan bertahap makin lama;
c)    setelah mencapai  10 detik, kendurkan kembali semua otot, relaks, buang napas, dan ambil napas secara teratur, lakukan sekitar 4 detik dan ulangi lagi “kontraksi” buatan ini sampai sekitar 10 kali. Lakukan latihan ini dengan sabar hingga sekitar 6 kali sehari, lebih sering lebih baik.
Selain mengatasi keluhan varises pada vena, senam kegel juga bermanfaat untuk menjaga elastisitas otot-otot dasar panggul, sehingga berdampak pada keadaan otot- otot dasar panggul dan perineum pada proses persalinan dan setelah melahirkan. 
22.  Edema
Edema fisiologis yang sering terjadi adalah pada tungkai bawah, merupakan akibat dari sirkulasi darah (pembuluh darah vena) yang terhambat dan peningkatan tekanan vena pada ekstrimitas bawah. Disebabkan  oleh peningkatan tekanan karena pembesaran uterus pada vena pelvia ketika ibu hamil duduk ataupun berdiri dan pada vena cava inferior ketika ibu berbaring telentang. Penggunaan baju yang terlalu ketat juga dapat menghambat sirkulasi darah pada pembuluh darah vena di ekstrimitas bawah.
Umumnya edema fisiologis dapat berkurang dengan tindakan berikut ini:
a)    hindari penggunaan baju/celana ketat;
b)    luruskan kaki secara periodic sepanjang hari;
c)    posisi badan miring ketika berbaring;
d)    penggunaan korset yang sesuai/menopang perut ibu , mungkin dapat mengurangi tekanan pada vena pelvis. 
23.  Nyeri Ligamentum Rotundum
Ligamentum rotundum terletak pada sisi uterus, yaitu di bawah dan di depan insersi tuba falopii. Ligamentum ini melintasi/bersilangan pada lipatan peritoneum, melewati saluran pencernaan dan memasuki bagian depan (atas) labia mayora pada sisi atas perineum. Ligament terdiri atas otot halus yang meluas yang terhubung dengan otot halus uterus.
Nyeri pada ligamentum rotundum diakibatkan oleh peregangan dan tekanan yang besar pada ligament oleh pembesaran uterus. Hal ini merupakan ketidaknyamanan yang umum, dan harus dapat dibedakan dari gangguan gastrointestinal dan penyakit-penyakit pada organ-organ abdomen (appendicitis, peradangan saluran kemih, ulkus peptikum, dll). Ciri-ciri yang menjadi perbedaan adalah peningkatan nyeri pada daerah abdomen, dimana dari beberapa kondisi yang telah disebutkan tadi, nyeri ligamentum rotundum ini sangat khas, yaitu hanya pada ligament. Penjelasan tentang fisiologi terjadinya nyeri paling tidak dapat mengurangi/meringankan kecemasan/ketakutan dan dapat membantunya dalam mengatasi nyeri. Upaya tambahan untuk mengurangi nyeri ligamentum rotundum, yaitu:
a)    menekuk lutut sampai menyentuh abdomen;
b)    mengalihkan nyeri untuk mengurangi peregangan pada ligament;
c)    memiringkan pelvis;
d)    mandi air hangat;
e)    gunakan bantalan pemanas pda area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi;
f)     gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya yang diletakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring;
g)    menggunakan korset penopang abdomen. 
24.  Mati Rasa pada Jari-Jari Tangan (dan atau Tremor)
Penekanan pada bagian median dan ulnar syaraf-syaraf yang terdapat di tangan, yang dapat mengakibatkan jari-jari tangan mengalami mati rasa dan atau tremor. Hiperventilasi juga dapat menyebabkan keadaan tersebut, namun sebagian besar ibu hamil tidak merasakan keluhan ini sebagai efek dari hiperventilsi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah dengan menjelaskan penyebab secara fisiologis, dan menganjurkan ibu hamil untuk melakukan postur tubuh yang baik, dapat juga dengan membaringkan badan.  
25.  Supine Hypotensive Syndrome
Ketidaknyamanan ini ditandai dengan: ibu merasa pusing, sampai-sampai ibu dapat pingsan apabila pusingnya tidak segera diatasi. Supine hypotensive syndrome dapat terjadi ketika ibu berbaring dalam posisi terlentang (posisi supine), karena pembesaran uterus mendesak/menekan vena cava inverior dan pembuluh darah vena yang lain. Supine hypotensive syndrome sebenarnya juga merupakan hipotensi arterial, dimana pembesaran uterus dapat menekan pembuluh darah aorta, sehingga berakibat pada perubahan tekanan pada pembuluh darah aorta.
Untuk mengatasi hal ini, maka saat berbaring berbaringlah dengan posisi miring, atau dengan melakukan sit up ringan. Penjelasan yang baik dengan upaya meyakinkan ibu tentang keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat penting saat ibu merasa ketakutan ataupun sangat cemas. 
26.  Perubahan Emosional
Tidak hanya diakibatkan oleh perubahan hormonal yang mempengaruhi ibu dalam merasakan dan bereaksi terhadap situasi tertentu, tetapi dapat juga karena ketidaknyamanan fisik yang dirasakan akibat berbagai gangguan kehamilan yang terjadi. Peran bidan adalah memberikan dukungan pada ibu dan keluarga dengan meyakinkan mereka bahwa kondisi tersebut merupakan suatu hal yang yang umum terjadi pada ibu hamil (normal). Namun demikian, bidan juga perlu memperhatikan dan mewaspadai adanya penyebab/peristiwa lain. Ketidakstabilan emosional pada masa kehamilan juga dapat mempengaruhi ibu pada periode postpartum, dan dapat menyebabkan terjadinya depresi postpartum.



Daftar pustaka
2.      Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. Jakarta: EGC.
3.      Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14. Jakarta: EGC.
4.      Varney. 1997. Varney’s Midwifery, 3rd Edition. London, UK: Jones and Bartlett Publishers.
5.      Varney, Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta: EGC.