BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bagi seorang wanita kehamilan adalah masa yang
penuh kebahagiaan , namun adakalanya merupakan masa yang tidak menyenangkan
karena adanya perubahan fisik dan mental. Kehadiran seorang bayi, terutama bayi
pertama selalu merupakan hal yang sangat membuat ibu dan keluarga gembira.
Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu terjadi
perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan janin. Janin
berkembang dari 2 sel ke suatu bentuk yang mampu hidup diluar uterus. Hal
tersebut akan menyebabkan perubahan dalam tubuh ibu, yang menjadi penyebab
ketidak nyamanan tersebut akibat dari perubahan yang ada ditubuh ibu seperti
perubahan alat genetalia eksterna, genetalia interna dan payudara, peningkatan
hormon yaitu hormon somatomammotropin,estrogen dan progesterone, psikologis ibu
misalnya perhatian dan kasih sayang atas kehamilannya serta perkembangan janin
dari waktu ke waktu.
Dari perubahan- perubahan tersebutlah akhirnya
ibu akan mengalami suatu masa yang menyebabkan ibu tidak nyaman dan merasa
terganggu. Umumnya keadaan ini fisiologis terjadi bahkan tidak perlu
menggunakan konsumsi obat-obat tertentu . Namun kadang kala jika tidak di
tangani dengan baik ketidaknyamanan ini akan berubah menjadi keadaan patologi
sehingga dapat mengganggu aktifitas ibu, bahkan dapat membahayakan kehamilan
ibu. Misalnya mual muntah pada ibu hamil, jika tidak diatasi akan menyebab-kan
emesis bahkan bisa menjadi hiperemesis gravidarum. Tentunya akan sangat berbeda
asuhan yang diberikan jika keadaan ibu bertambah parah dan membahayakan
kehamilan, janin bahkan diri ibu tersebut.
B.
Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
antara lain :
1.
Menginformasikan
kepada pembaca tentang ketidaknyamanan selama kehamilan dan antisipasinya
sesuai dengan kebutuhan .
2.
Menginformasikan
kepada pembaca agar dapat memberikan pendidikan kesehatan dan konseling
kehamilan pada ibu dan keluarga tentang ketidaknyamanan selama kehamilan dan
antisipasinya sesuai kebutuhan.
3.
Pembaca
dapat melakukan konseling dengan ibu hamil dan keluarga tentang ketidaknyamanan
kehamilan dan antisipasinya sesuai kebutuhan.
4.
Makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan .
BAB II
TINJAUAN TEORI
Ketidaknyamanan
merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang tidak
menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. (Hidayat,
2008: 120)
1.
Mual dan Muntah
Umumunya mual dan muntah
terjadi pada awal kehamilan (trimester 1), disebut dengan emesis gravidarum.
Dapat terjadi akibat kombinasi perubahan hormonal, adaptasi psikologis, dan
faktor neurologis. Mual dan muntah yang berlebihan disebut hyperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan asidosis metabolic.
Bidan dapat menganjurkan ibu
hamil untuk :
a.
memakan
biscuit/cracker dengan segelas air sebelum bangun dari tempat tidur di pagi
hari;
b.
menghindari
makanan yang pedas, berlemak/berminyak, berbumbu, dan berbau tajam. Penggunaan
terapi tambahan dapat membantu mengurangi gelaja, seperti penggunaan
aromatherapy, terapi akupunktur/akupressure di daerah pergelangan tangan,
konsumsi ramuan tradisional, pemberian vitamin B6 50mg, dan terapi homeopatik.
c.
makan/minum
sesuatu yang manis sebelum tidur
d.
meningkatkan
frekuensi makan dengan porsi sedikit (sedikit tapi sering). Pola makan sedikit
tapi sering dapat mempertahankan kadar glukosa darah, sedangkan minum air
diantara waktu makan dapat mempertahankan hidrasi tubuh.
e.
pertahankan
posisi duduk tegak setiap selesai makan.
Gangguan mual
dan muntah dapat membaik pada usia gestasi kira-kira 16 minggu (trimester 2),
dimana tubuh ibu sudah dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat
kehamilan. Konsumsi diet yang seimbang yang terdiri atas seluruh kelompok zat
gizi. Keadaan psikologis ibu hamil juga mempunyai peranan yang besar terhadap
gangguan mual dan muntah, untuk itu dibutuhkan pengertian dan waktu yang cukup
antara keluarga ibu hamil dan bidan untuk memberikan dukungan psikologis selama
hamil.
2.
Mengidam
Mengidam merupakan suatu
keadaan yang berkaitan dengan kondisi psikologis ibu hamil. Umumnya dialami
oleh ibu hamil primi. Banyak mitos yang beredar terkait mengidam, namun hal itu
tidak terbukti secara ilmiah. Untuk itu penting bagi bidan untuk memberikan
pendidikan kesehatan yang tepat. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa hal
tersebut tidak perlu dikhawatirkan selama asupan nutrisi memenuhi kebutuhannya.
Jelaskan pula tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi
yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut
budayanya.
3.
Hipersalivasi (Peningkatan Salivasi)
Peningkatan salivasi
merupakan suatu kondisi yang tidak biasa yang disebabkan oleh peningkatan
keasaman pada mulut dan atau peningkatan enzyme ptyalin, serta peningkatan
stimulasi kelenjar air ludah, sehingga meningkatkan sekresi air ludah yang
berlebih. Penyebab hipersalivasi belum diketahui secara pasti, diduga terjadi
karena adanya perubahan hormonal.
Untuk mengurangi gejala
hipersalivasi diantaranya adalah:
a.
bersihkan
mulut menggunakan sikat gigi yang lembut dengan pasta gigi yang sesuai, dan
gunakan penyegar mulut beberapa kali sehari
b.
konsumsi
makanan dengan gizi seimbang, dan hindari makanan yang banyak mengandung tepung
c.
perbanyak
minum (sering minum walaupun sedikit- sedikit)
d.
serta
mengulum sebutir permen atau mengunyah permen karet tanpa gula.
Mengulum/mengunyah permen tidak langsung membuat produksi saliva menjadi
berkurang, tetapi hal ini akan membuat ibu menelan saliva. Hindari permen asam
atau permen karet manis, karena akan semakin menstimulasi produksi saliva.
Tekankan pada
ibu agar minum air putih yang banyak sehingga tidak dehidrasi. Bagi kebanyakan
ibu hamil, masalah hipersalivasi ini dapat berkurang dan hilang dengan
sendirinya seiring dengan meredanya rasa mual sekitar akhir trimester pertama.
Tetapi bagi sebagian kecil ibu hamil, masalah ini sama halnya dengan
mual-muntah (emesis) yang dapat berlangsung sampai akhir masa kehamilan.
4.
Heartburn (Panas Perut)
Heartburn / panas perut
merupakan suatu ketidaknyamanan dimana ibu merasakan panas pada perutnya, dapat
dimulai pada trimester dua kehamilan dan semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur kehamilan, serta dapat menghilang pada saat persalinan. Panas
perut merupakan suatu istilah untuk regurgitasi atau refluks dari asam lambung
ke esophagus bagian bawah karena gerakan peristaltik yang membalik. Isi dari
asam lambung menjadi asam karena cairan asam hidroklorid di perut. Keasaman ini
menyebabkan sensasi terbakar pada tenggorokan dengan rasa yag tidak enak.
Kemungkinan penyebab
keluhan ini dapat disebabkan oleh:
a)
relaksasi
dan atau penurunan motalitas saluran pencernaan akibat peningkatan
progesterone,
b)
penekanan
lambung oleh karena pembesaran uterus,
c)
berkurangnya/sempitnya
ruang abdomen karena desakan dari pembesaran uterus.
Untuk
mengatasi keluhan tersebut, dapat dilakukan:
a)
makan
dalam porsi kecil namun sering, untuk menghindari penuhnya saluran pensernaan,
dan hindari makan makanan berat sebelum tidur,
b)
pertahankan
postur tubuh yang baik (tegak, tidak bungkuk) guna menyediakan ruang yang cukup
untuk fungsi abdomen,
c)
lakukan
stretching / peregangan bagian lengan ke atas kepala untuk memberikan ruang yang
cukup bagi fungsi abdomen,
d)
hindari
makanan pedas, berbumbu tajam dan berlemak, lemak dapat menghambat motalitas
saluran pencernaan dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan dalam sistem
pencernaan,
e)
hindari
makan makanan yang sangat dingin,
f)
hindari
makan bersamaan dengan minum, beri jeda antara makan dan minum,
g)
hindari
berbaring setelah makan,
h)
minum
susu rendah lemak dan atau es krim rendah lemak pada sebagian wanita hamil
dapat membantu.
5.
Kelelahan/Keletihan
Kelelahan yang dirasakan
oleh ibu hamil dapat terjadi selama trimester pertama dengan sebab yang belum
diketahui secara pasti. Namun hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh keadaan
psikologis ibu hamil, perubahan hormonal dan proses organogenesis. Faktor
tersebut menyebabkan ibu hamil merasakan kantuk yang luar biasa. Kondisi ini
akan hilang pada trimester kedua dan muncul lagi pada trimester ketiga.
Pada trimester ketiga,
kelelahan ini dapat berkaitan dengan peningkatan berat badan yang menyebabkan
kesulitan bergerak dan peningkatan kebutuhan metabolisme tubuh dalam rangka
persiapan persalinan dan menyusui.
Mengurangi beban pekerjaan ibu hamil dapat dilakukan untuk mengurangi
kelelahan, karena hal ini secara psikologis bersifat menenteramkan hati ibu,
dapat dilakukan sampai ibu memasuki trimester kedua. Mengurangi beban kerja
juga dapat meningkatkan frekuensi periode istirahat sepanjang hari, namun
hindari istirahat yang berlebihan. Olahraga ringan dan asupan nutrisi yang
adekuat juga dapat mengatasi gejala kelelahan. Bidan perlu meyakinkan pada ibu
bahwa gejala kelelahan merupakan suatu hal yang normal terjadi pada awal kehamilan.
6.
Sakit Kepala (Pusing)
Sakit kepala (pusing)
merupakan suatu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini dapat
disebabkan oleh perubahan hormonal, sinusitis, tegangan pada mata, keletihan,
dan perubahan emosional. Sakit kepala pada ibu hamil juga dapat berkaitan
dengan adanya anemia fisiologis selama kehamilan. Keluhan pusing/sakit kepala
dapat muncul pada trimester satu, dua ataupun tiga.
Untuk mengatasi keluhan
ini :
a.
apabila
ibu sedang beraktivitas maka ibu dapat beristirahat.
b.
Hindari
berdiri terlalu lama pada lingkungan yang panas dan sesak.
c.
Apabila
pusing terjadi saat berbaring, maka bangun secara perlahan dari posisi
tersebut, dan
d.
hindari
berbaring dalam posisi terlentang.
e.
Sebisa
mungkin hindari obat-obatan kimia, kecuali atas resep dokter dan hanya obat
yang dapat membantu.
f.
Imbangi
juga dengan asupan gizi seimbang.
Sakit kepala
ini dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun apabila terjadi sakit
kepala akut dan terjadi pada trimester ketiga disertai dengan bengkak pada
ekstrimitas dan muka, maka ibu harus segera periksa ke petugas kesehatan, untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut (tekanan darah dan protein urune).
7.
Perubahan Payudara
Perubahan payudara
seringkali menjadi salah satu perubahan pertama yang disadari oleh ibu hamil
berkaitan dengan kehamilannya.
a.
Seringkali
payudara menjadi lebih lunak dan terasa penuh akibat perubahan hormonal.
Terjadi peningkatan hormone estrogen yang berguna sebagai persiapan laktasi
dengan peningkatan deposit lemak pada jaringan payudara.
b.
Terjadi
pula peningkatan sirkulasi vaskuler, putting susu membesar dan
c.
terjadi
hiperpigmentasi areola dan putting.
Perubahan
payudara yang signifikan terjadi pada saat hamil, bukan setelah melahirkan.
Untuk itu,
perawatan yang tepat pada payudara saat hamil, akan menentukan bentuk payudara
ibu setelah berakhirnya proses menyusui.
a.
Gunakan
bra yang menopang payudara dari bawah (bukan menekan payudara dari depan)
dengan tali bra yang tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.
b.
gunakan
bra yang berasal dari bahan katun
c.
hindari
membersihkan payudara pada area putting dan areola menggunakan sabun.
d.
Membersihkan
putting dapat mengunakan baby oil, ataupun minyak zaytun.
8.
Striae Gravidarum
Striae gravidarum disebut
juga dengan stretch mark yaitu suatu guratan yang muncul di permukaan kulit
akibat peregangan yang berlebihan pada jaringan kulit. Striae gravidarum dapat
muncul di abdomen, payudara, paha ataupun lengan bagian atas, dan nampak jelas
mulai bulan ke 6-7 kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, wanita hamil dapat
menggunakan:
a.
emolien
topikal atau antipruritic yang bebas alergi,
b.
dapat
juga menggunakan minyak zaitun pada bagian yang mengalami strech mark atau yang
berpotensi mengalami stretch mark.
c.
Ibu
dapat menggunakan baju yang longgar namun menopang payudara dan abdomen.
Pada
kebanyakan kasus, strech mark ditimbulkan dan atau diperparah oleh tindakan ibu
hamil yang menggaruk daerah tersebut. Rasa gatal pada abdomen maupun payudara,
paha ataupun lengan bagian atas merupakan reaksi yang normal oleh karena proses
peregangan kulit, dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi alergi terhadap
antigen placenta.
9.
Keringat Berlebih
Meningkatnya keringat pada
ibu hamil dapat terjadi mulai trimester pertama kehamilan dan akan terus
meningkat secara perlahan sampai akhir kehamilan. Hal ini dapat disebabkan oleh
perubahan sistem integument akibat kehamilan, dan meningkatnya metabolisme.
Bidan perlu menjelaskan
pada ibu hamil bahwa ini merupakan suatu hal yang normal. Untuk itu, jelaskan
pada ibu hamil untuk mengenakan pakaian yang mudah menyerap keringat, tidak
terlalu tebal dan longgar. Tingkatkan kebersihan badan dengan mandi menggunakan
air mengalir minimal dua kali sehari (frekuensi mandi bisa ditambah). Untuk
menghindari dehidrasi, tingkatkan rehidrasi/asupan cairan. Keluhan sering BAK
yang mungkin timbul, hendaknya tidak menjadi alasan bagi ibu hamil untuk
membatasi cairan.
10.
Peningkatan Frekuensi Buang Air
Kecil/BAK (Nocturia)
Peningkatan frekuensi BAK
merupakan suatu gangguan/ ketidaknyamanan yang fisiologis. Pada trimester satu
terjadi pembesaran uterus dan penambahan berat uterus pada bagian fundus uteri,
dan isthmus uteri menjadi lunak (tanda Hegar), menyebabkan uterus menjadi
semakin antefleksi sehingga mendesak vesika urinaria. Sedangkan pada trimester
ketiga peningkatan frekuensi BAK terjadi karena bagian terendah janin yang
mulai memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) mendesak vesika urinaria (umumnya pada
primigravida), hal tersebut mengurangi kapasitas vesika urinaria sehingga urine
yang tertampung di vesika urinaria terdesak keluar (ibu sering merasa ingin
BAK).
Untuk mengantisipasi
ketidaknyamanan tersebut, bidan dapat menjelaskan tentang :
a.
sebab
terjadinya ganguan sering BAK;
b.
berikan
penjelasan untuk mengosongkan vesika urinaria saat ada dorongan untuk BAK;
c.
perbanyak
minum pada siang hari;
d.
jangan
kurangi minum untuk mencegah ingin BAK (nokturia), kecuali jika nokturia sangat
mengganggu tidur di malam hari;
e.
batasi
minum kopi, teh, dan soda; dan
f.
jelaskan
pula tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu
dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.
11.
Konstipasi
Keluhan ini saat hamil
yang mungkin terjadi pada trimester kedua atau trimester ketiga. Konstipasi
dapat disebabkan oleh penurunan peristaltic saluran pencernaan oleh karena
relaksasi otot halus pada usus besar sebagai akibat dari peningkatan hormone
progesterone. Penekanan usus besar oleh karena pembesaran uterus juga
berkontribusi pada penurunan motilitas saluran pencernaan sehingga menyebabkan
konstipasi. Salah satu efek samping utama dari mengkonsumsi tablet besi adalah
konstipasi, hal ini menambah masalah pada wanita hamil.
Tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi konstipasi ini akan lebih baik apabila digunakan secara
bersamaan (kombinasi). Pengobatan secara alami sudah cukup untuk mengatasi
keluhan ini. Diantaranya:
a)
meningkatkan
intake cairan minimal delapan gelas perhari,
b)
mengkonsumsi
buah atau jus prune/prem/plum (di dalamnya termasuk persik, ceri, dll), buah ini
bersifat laksatif alami,
c)
cukup
istirahat,
d)
minum
minuan yang hangat sesaat setelah bangun tidur, dan akan lebih baik dicampur
madu, dapat menstimulasi peristaltic usus,
e)
mengkonsumsi
makanan (buah dan sayur yang tinggi serat),
f)
biasakan
makan teratur, hindari memakan makanan karena dorongan makan, bukan karena
kebutuhan,
g)
latihan
fisik / olah raga ringan secara teratur, dengan berjalan kaki setiap hari,
mempertahankan postur tubuh yang baik, body mekanik yang baik, dapat meningkatkan
sirkulasi pembuluh darah vena sehingga dapat mencegah kongesti/kemacetan pada
usus besar,
h)
membiasakan
buang air besar secara teratur dan segera BAB saat ada dorongan,
i)
dapat
diberikan obat laksatif atau gliserin dengan izin petugas kesehatan.
12.
Flatulence
Flatulence yaitu keluhan
sering buang angin/kentut, dapat juga diasosiasikan dengan perut kembung, dapat
terjadi pada trimester dua ataupun tiga kehamilan. Diakibatkan oleh penurunan
motalitas gastrointestinal. Dimungkinkan hasil/efek dari peningkatan
progesterone yang mengakibatkan relaksasi saluran pencernaan dan penekanan
saluran pencernaan oleh karena pembesaran uterus, sehingga menyebabkan makanan
yang dikonsumsi bergerak melalui sistem pencernaan lebih lambat, akibatnya
menyebabkan ibu hamil sering buang angin.
Upaya untuk mengatasi
keluhan ini adalah:
a)
pola
makan yang teratur, dan hindari makanan yang: mengandung gas (kol, sawi, bunga
kol, durian, nangka), berkadar lemak tinggi (steak, ayam goring tepung dengan
kulit, martabak daging), minuman bersoda, permen karet),
b)
mengunyah
makanan secara sempurna,
c)
pertahankan
BAB secara teratur,
d)
melakukan
senam secara teratur,
e)
posisi
knee- chest dapat membantu ketidaknyamanan untuk mengeluarkan gas dari dalam
perut.
13.
Hemorrhoid
Hemoroid disebut juga
wasir, merupakan suatu keluhan yang disebabkan oleh konstipasi. Progesterone
juga menyebabkan relaksasi pembuluh darah vena dan usus besar. Pembesaran
uterus dapat menekan pembuluh darah vena khususnya vena hemorroidal, sehingga
penekanan ini akan menghambat sirkulasi pada pembuluh darah vena dan
menyebabkan kemacetan pada vena di pelvis.
Terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk mengatasi keluhan ini, yaitu:
a)
hindari
terjadinya konstipasi, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif,
b)
hindari
mengejan terlalu kuat saat defekasi / BAB,
c)
mandi
menggunakan air dingin dan air hangat, tidak hanya meningkatkan kenyamanan pada
ibu hamil tetapi juga dapat meningkatkan sirkulasi pembuluh darah vena,
d)
untuk
mengurangi dapat dikompres di hemoroid tersebut menggunakan air es atau air
hangat,
e)
reinsersi
hemoroid ke dalam rectum (menggunakan lubrikan) bersamaan dengan latihan Kegel
setiap selesai BAB,
f)
bedrest
dengan posisi tungkai bawah ditinggikan,
g)
berikan
obat analgetik topical,
h)
makan
makanan yang berserat dan banyak minum.
14.
Leukorrhea (Keputihan)
Leukorrhea/keputihan
merupakan peningkatan sekresi vagina yang encer sampai kental akibat perubahan
hormonal dan terjadi mulai pada trimester pertama kehamilan. Sekresi vagina ini
bersifat asam, oleh karena perubahan peningkatan jumlah glikogen pada sel
epitel vagina menjadi asam laktat oleh bakteri Doderleins. Meskipun hal ini
berfungsi untuk melindungi ibu dan janin dari serangan kuman infeksi berbahaya,
namun hal ini dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme penyebab
vaginitis. Produktivitas kelenjar pada cerviks dalam mensekresi dan
meningkatkan jumlah mucus/lendir menjadi lendir cerviks, pada periode ini juga
berkontribusi pada terjadinya keputihan.
Untuk mengatasi hal
tersebut, ibu hamil disarankan untuk meningkatkan perhatian pada kebersihan
badan terutama pada area vagina dan meningkatkan frekuensi pergantian celana
dalam yang berbahan katun dan mudah diserap. Ibu hamil tidak disarankan untuk
menggunakan douche vagina atau spray vagina. Bersihkan vagina menggunakan sabun
setiap mandi, setiap selesai BAK dan BAB, dari arah depan ke belakang, kemudian
mengeringkan dengan handuk bersih atau tisyu. Ibu hamil juga disarankan untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan banyak makan makanan yang banyak
mengandung vitamin C terutama buah dan sayur.
15.
Dyspareunia
Dyspareunia yaitu nyeri
saat berhubungan seksual/coitus. Dyspareunia selama hamil dapat disebabkan oleh
perubahan fisiologis, yaitu kongesti/kemacetan pada pembuluh darah pelvis/vagina
karena terhalang oleh pembesaran uterus. Masalah ini merupakan efek dari
pembesran uterus karena penekanannya pada organ pelvis. Faktor psikologis dapat
juga berpengaruh pada keluhan ini karena terjadi miskonsepsi dan ketakutan
bahwa coitus dapat menyakiti janin.
Penatalaksanaan
disesuaikan dengan penyebabnya, diantaranya:
a)
perubahan
posisi selama coitus dapat meringankan masalah ini karena pembesaran abdomen
dan sakit karena penetrasi yang dalam,
b)
penggunaan
es mungkin dapat meringankan keluhan ini, namun dapat mengakibatkan ketidaknyamanan
selama coitus,
c)
diskusi
tentang miskonsepsi dan ketakutan akan bahaya coitus selama hamil dengan
menyajikan fakta-fakta dapat meyakinkan wanita hamil,
d)
suami-isteri
saling terbuka akan informasi mengenai alternative pemecahan masalah tentang
kebutuhan seksual dan kepuasan seksual selama hamil.
16.
Insomnia
Insomnia/sulit tidur
merupakan suatu gangguan/ketidaknyamanan yang dapat dialami ibu hamil. Gangguan
ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: gelisah karena kekhawatiran yang
berlebihan, cemas, dan terlalu bersemangat akan peristiwa yang akan terjadi di
kemudian hari (ibu hamil: menyambut kelahiran janin yang dikandung). Secara
psikologis, ibu hamil mempunyai ketidaknyamanan oleh sebab pembesaran uterus,
ketidaknyamanan lain karena kehamilan, dan pergerakan janin, khususnya untuk
janin yang sangat aktif.
Ada banyak cara untuk
mengatasi ketidaknyamanan ini, tetapi pada beberapa wanita mempunyai respon
yang berbeda-beda yaitu:
a)
mandi
dengan air hangat;
b)
meminum
minuman yang hangat (susu, cokelat, teh), sebelum tidur;
c)
tidak
melakukan aktivitas yang menstimulsi untuk janin menjadi aktif sebelum tidur
(malam hari);
d)
tidur
dalam posisi relaksasi, yaitu: posisi sims (seperti memeluk bantal) miring ke
kiri;
e)
menggunakan
teknik relaksasi yang progressive, yaitu menggunakan teknik nafas dalam yang
dikombinasikan dengan teknik lain: spiritual hypnotherapy, aromatherapy,
dll.
17.
Hiperventilasi (Sesak Nafas)
Hiperventilasi ditandai
dengan nafas yang cepat dan keluhan sesak nafas, pada ibu hamil hal ini
merupakan reaksi yang fisiologis (non patologis). Hiperventilasi disebabkan
oleh peningkatan hormone progesterone selama kehamilan, berakibat langsung pada
sistem pernafasan dimana kadar karbon dioksida berada pada kadar yang rendah
dan oksigen berada pada kadar yang tinggi.
Ibu hamil dapat mulai
merasakan efek progesterone ini pada awal trimester kedua. Keluhan sesak nafas
merupakan suatu ketidaknyamanan yang semakin berat dirasakan ibu hamil pada
trimester ketiga. Selama periode ini, uterus semakin membesar dan menekan
diafragma. Oleh sebab itu, diafragma bergeser (berelevasi) kira-kira 4 cm
selama kehamilan.
Kombinasi penggunaan
tekanan pada diafragma (memungkinkan penurunan fungsi volume residual)
menyebabkan sedikit kesulitan dalam bernafas (nafas sesak). Pada beberapa ibu
hamil, merespon keadaan fisiologis ini dengan hiperventilasi.
Untuk mengatasi
hiperventilasi maka dapat diatasi dengan:
a)
penjelasan
pada ibu hamil tentang keadaan fisiologis hal ini;
b)
menasehati
ibu hamil untuk dengan sengaja secara berhati-hati mengatur pernafasannya
(kecepatan dan kedalaman) dalam kondisi normal ketika ibu menyadari terjadinya hiperventilasi;
c)
meringnkan
gejala sesak nafas sebagai faktor akibat, dijelaskan pada paragraph
selanjutnya.
Upaya untuk
mengatasi keluhan sesak nafas adalah dengan menyediakan ruang yang cukup untuk
isi abdomen dan thoraks, dengan mengurangi tekanan pada diafragma dan
memfasilitasi fungsi paru-paru, yaitu:
a)
secara
periodic anjurkan ibu hamil untuk berdiri dan melakukan gerakan peregangan pada
tangannya ke atas kepala disertai menarik nafas panjang;
b)
menganjurkan
ibu hamil untuk membiasakan diri dengan postur tubuh yang baik dan hindari
membungkukkan badan (badan selalu tegak);
c)
ajari
ibu hamil untuk melakukan pernafasan intercostal;
d)
ajarkan
ibu hamil untuk melakukan peregangan yang sama saat duduk/berdiri dengan ketika
berbaring di tempat tidur;
e)
jelaskan
terjadinya nafas sesak, kecemasan atau ketakutan dapat mengurangi respon
terhadap hiperventilasi.
18.
Nyeri Punggung Atas
Nyeri punggung (terutama
bagian atas) dapat terjadi mulai trimester pertama, yang terjadi karena
peningkatan ukuran dan perubahan payudara yang menjadi lunak dan padat, yang
merupakan salah satu tanda presumtif kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, ibu
hamil dapat menggunakan postur tubuh yang baik, ibu hamil juga dapat
menggunakan kasur yang tidak terlalu empuk, serta menggunakan bantal tambahan
ketika tidur untuk meluruskan punggung.
19.
Nyeri Punggung Bawah (Pinggang)
Nyeri punggung bawah
merupakan nyeri pinggang pada daerah lumbosacral. Intensitas nyeri biasanya
bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, karena hasil dari
perubahan pusat gravitasi dari perubahan postur tubuhnya (hiperlordosis), yaitu
akibat dari penambahan barat dari pembesaran uterus.
Jika ibu hamil berusaha
untuk memperbaiki posturnya, dia akan berjalan condong ke arah belakang dari
peningkatan lordosis. Lengkungan ini mengakibatkan ketegangan pada otot
belakang dan menyebabkan nyeri yang sangat. Ketidaknyamanan ini dapat meningkat
apabila otot abdominal ibu hamil lemah, otot-otot ini gagal dalam menyokong
pembesaran uterus. Pada primigravida biasanya otot abdomennya lebih elastis
karena otot-ototnya belum pernah teregang sebelumnya.
Nyeri pinggang juga
merupakan akibat dari posisi menekuk/membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa
periode istirahat, mengangkat benda berat khususnya apabila dikerjakan saat ibu
lelah. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan ketegangan pada otot-otot pinggang.
Prinsip body mekanik dapat
dilakukan untuk menghindari ketegangan otot ini. Terdapat dua prinsip untuk
dilakukan, yaitu:
a)
menekukkan
kaki daripada membungkuk saat mengangkat/mengambil benda yang berat, sehingga
kaki (paha) yang lebih menahan beban dan lebih meregang daripada otot pinggang;
b)
letakkan
salah satu kaki / tempatkan salah satu kaki dengan lebih rendah / di depan kaki
yang satunya ketika akan membungkuk (mengambil benda yang berada di
bawah/lantai), sehingga memperlus tumpuan untuk keseimbangan ketika akan
bangkit/berdiri dari posisi sebelumnya.
Tindakan lain
yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah:
a)
biasakan
postur tubuh yang baik;
b)
lakukan
prinsip body mekanik saat akan mengangkat beban;
c)
hindari
membungkuk yang berlebihan, mengangkat beban terlalu berat atau berjalan kaki
tanpa periode istirahat;
d)
menggoyang
daerah pelvis;
e)
gunakan
sepatu berhak rendah, hak sepatu yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan pusat
grafitasi dan menyebabkan terjadinya hiperlordosis;
f)
apabila
nyeri bertambah, maka penggunaan korset penopang sangat dianjurkan;
g)
menghangatkan
pinggang, seperti: mandi air hangat, menggunakan alat pemanas (kompres hangat
di daerah pinggang), atau duduk pada shower yang hangat;
h)
menggosok/memijat
pinggang;
i)
saat
istirahat/tidur: gunakan kasur yang tidak terlalu empuk (keras dianjurkan),
saat berbaring posisikan pinggang dengan diganjal bantal untuk meluruskan
pinggang dan meringankan tarikan/ketegangan pada otot-otot belakang.
20.
Kram Kaki
Kram kaki dapat muncul
setelah usia kehamilan 24 minggu. Disebabkan oleh kekurangan asupan kalsium atau
ketidakseimbangan antara rasio kalsium-fosfor di dalam tubuh. Kemungkinan lain
terhambatnya aliran darah ke pembuluh darah perifer akibat penekanan pembuluh
darah di sekitar pelvis oleh pembesaran uterus pada vena yang membawa darah ke
bagian ekstrimitas bawah, dan atau penekanan pada syaraf di sekitar foramen
obturator yang menuju ke ekstrimitas bawah.
Tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah:
a)
latihan
dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang kram,
b)
lakukan
olah raga ringan secara teratur dan lakukan body mekanik yang baik untuk
meningkatkan sirkulasi,
c)
lakukan
elevasi pada kaki (mengangkat kaki) secara periodic sepanjang hari,
d)
konsumsi
susu dengan kandungan kalsium dan fosfor secara seimbang,
e)
gunakan
penghangat untuk otot.
21.
Varises Vena pada Kaki
Varises vena disebut juga
varicosities, dapat terjadi pada ibu hamil trimester dua akhir ataupun
trimester tiga.
a.
Varises
vena mungkin terjadi pada ibu hamil dimana mempunyai kecenderungan dari faktor
keluarga/faktor genetilk.
b.
Varises
vena dapat terjadi akibat sirkulasi pada pembuluh darah balik di ekstrimitas
bawah tidak adekuat dan karena peningkatan tekanan pada vena di ekstrimitas
bawah.
c.
Penggunaan
pakaian yang teralu ketat dapat menghambat kembalinya darh dari vena di
ekstrimitas bawah, atau berdiri yang terlalu lama juga dapat memperparah
masalah ini.
d.
Progesterone
dapat mengakibatkan relaksasi dinding pembuluh darah vena, katup jantung, dan
otot-otot yang mengelilingi jantung, juga dapat berkontribusi pada perkembangan
varises vena.
Varises vena
dalam kehamilan sering timbul di ekstrimitas bawah (kaki) dan atau vulva.
Varises vena pada vulva dapat berbahaya apabila dalam proses persalinan
pembuluh darah tersebut pecah, dapat mengakibatkan perdarahan hebat. Beberapa
hal untuk mengantisispasi ketidaknyamanan terkait varises vena adalah:
a)
gunakan
kaos kaki atau stocking yang elastis, digunakan sebelum menggerakkan kaki/beraktivitas;
b)
hindari
menggunakan sepatu berhak tinggi, kaos kaki pendek dan atau kaos kaki bertali;
c)
hindari
berdiri atau duduk yang terlalu lama;
d)
istirahatkan
kaki pada waktu istirahat dengan meninggikan kaki secara periodic sepanjang
hari;
e)
berbaring
dengan posisi kaki ditinggikan lurus membentuk sudut 450 dengan dinding, dimana
kaki menempel di dinding;
f)
hindari
menggunakan pakaian atau korset yang ketat;
g)
hindari
duduk menyilangkan kaki;
h)
lakukan
senam hamil untuk melancarkan peredaran darah;
i)
pertahankan
postur tubuh yang baik dan body mekanik;
j)
gunakan
penopang perut untuk meringankan tekanan pada vena di pelvis.
Untuk
mengantisipasi varises vena pada vulva, dapat mencoba posisi inklinasi beberapa
kali sehari, yaitu: posisi ibu berbaring kaki ditinggikan lurus dan menempel
pada dinding membentuk sudut 450, dan kemudian bagian bokong diangkat. Selain
itu, dapat juga melakukan senam Kegel, senam Kegel juga bermanfaat untuk
mencegah hemoroid dan meningkatkan sirkulasi darah. Senam ini dapat dilakukan dalam posisi tubuh tegak sempurna, tulang belakang
lurus dan dada membusung (duduk atau berdiri) dengan keadaan kandung kemih
kosong (tidak berkeinginan untuk miksi/buang air kecil), yaitu: dengan
menahan/menarik bagian otot- otot dasar panggul seperti ketika menahan miksi,
tahan beberapa detik kemudian lepaskan. Selengkapnya:
a)
lakukan
seolah-olah sedang menahan buang air kecil dan buang angin sekaligus, rapatkan
otot liang vagina dan liang dubur sekaligus sampai dinding otot perut juga
tertarik “masuk”, dan tahan napas;
b)
tahan posisi ini sekitar 10 detik, caranya: hitung
angka 1001, 1002, 1003... sampai 1010), jika belum bisa 10 detik, coba dulu 5
detik dan bertahap makin lama;
c)
setelah
mencapai 10 detik, kendurkan kembali
semua otot, relaks, buang napas, dan ambil napas secara teratur, lakukan
sekitar 4 detik dan ulangi lagi “kontraksi” buatan ini sampai sekitar 10 kali.
Lakukan latihan ini dengan sabar hingga sekitar 6 kali sehari, lebih sering
lebih baik.
Selain
mengatasi keluhan varises pada vena, senam kegel juga bermanfaat untuk menjaga
elastisitas otot-otot dasar panggul, sehingga berdampak pada keadaan otot- otot
dasar panggul dan perineum pada proses persalinan dan setelah melahirkan.
22.
Edema
Edema fisiologis yang
sering terjadi adalah pada tungkai bawah, merupakan akibat dari sirkulasi darah
(pembuluh darah vena) yang terhambat dan peningkatan tekanan vena pada
ekstrimitas bawah. Disebabkan oleh
peningkatan tekanan karena pembesaran uterus pada vena pelvia ketika ibu hamil
duduk ataupun berdiri dan pada vena cava inferior ketika ibu berbaring
telentang. Penggunaan baju yang terlalu ketat juga dapat menghambat sirkulasi
darah pada pembuluh darah vena di ekstrimitas bawah.
Umumnya edema fisiologis
dapat berkurang dengan tindakan berikut ini:
a)
hindari
penggunaan baju/celana ketat;
b)
luruskan
kaki secara periodic sepanjang hari;
c)
posisi
badan miring ketika berbaring;
d)
penggunaan
korset yang sesuai/menopang perut ibu , mungkin dapat mengurangi tekanan pada
vena pelvis.
23.
Nyeri Ligamentum Rotundum
Ligamentum rotundum
terletak pada sisi uterus, yaitu di bawah dan di depan insersi tuba falopii.
Ligamentum ini melintasi/bersilangan pada lipatan peritoneum, melewati saluran
pencernaan dan memasuki bagian depan (atas) labia mayora pada sisi atas
perineum. Ligament terdiri atas otot halus yang meluas yang terhubung dengan
otot halus uterus.
Nyeri pada ligamentum
rotundum diakibatkan oleh peregangan dan tekanan yang besar pada ligament oleh
pembesaran uterus. Hal ini merupakan ketidaknyamanan yang umum, dan harus dapat
dibedakan dari gangguan gastrointestinal dan penyakit-penyakit pada organ-organ
abdomen (appendicitis, peradangan saluran kemih, ulkus peptikum, dll).
Ciri-ciri yang menjadi perbedaan adalah peningkatan nyeri pada daerah abdomen,
dimana dari beberapa kondisi yang telah disebutkan tadi, nyeri ligamentum
rotundum ini sangat khas, yaitu hanya pada ligament. Penjelasan tentang
fisiologi terjadinya nyeri paling tidak dapat mengurangi/meringankan
kecemasan/ketakutan dan dapat membantunya dalam mengatasi nyeri. Upaya tambahan
untuk mengurangi nyeri ligamentum rotundum, yaitu:
a)
menekuk
lutut sampai menyentuh abdomen;
b)
mengalihkan
nyeri untuk mengurangi peregangan pada ligament;
c)
memiringkan
pelvis;
d)
mandi
air hangat;
e)
gunakan
bantalan pemanas pda area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat
kontraindikasi;
f)
gunakan
sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya yang diletakkan di
antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring;
g)
menggunakan
korset penopang abdomen.
24.
Mati Rasa pada Jari-Jari Tangan (dan
atau Tremor)
Penekanan pada bagian
median dan ulnar syaraf-syaraf yang terdapat di tangan, yang dapat
mengakibatkan jari-jari tangan mengalami mati rasa dan atau tremor.
Hiperventilasi juga dapat menyebabkan keadaan tersebut, namun sebagian besar
ibu hamil tidak merasakan keluhan ini sebagai efek dari hiperventilsi. Upaya
yang dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan ini adalah dengan menjelaskan penyebab
secara fisiologis, dan menganjurkan ibu hamil untuk melakukan postur tubuh yang
baik, dapat juga dengan membaringkan badan.
25.
Supine Hypotensive Syndrome
Ketidaknyamanan ini
ditandai dengan: ibu merasa pusing, sampai-sampai ibu dapat pingsan apabila
pusingnya tidak segera diatasi. Supine hypotensive syndrome dapat terjadi
ketika ibu berbaring dalam posisi terlentang (posisi supine), karena pembesaran
uterus mendesak/menekan vena cava inverior dan pembuluh darah vena yang lain.
Supine hypotensive syndrome sebenarnya juga merupakan hipotensi arterial,
dimana pembesaran uterus dapat menekan pembuluh darah aorta, sehingga berakibat
pada perubahan tekanan pada pembuluh darah aorta.
Untuk mengatasi hal ini,
maka saat berbaring berbaringlah dengan posisi miring, atau dengan melakukan
sit up ringan. Penjelasan yang baik dengan upaya meyakinkan ibu tentang keadaan
ini merupakan suatu hal yang sangat penting saat ibu merasa ketakutan ataupun
sangat cemas.
26.
Perubahan Emosional
Tidak hanya diakibatkan oleh perubahan
hormonal yang mempengaruhi ibu dalam merasakan dan bereaksi terhadap situasi
tertentu, tetapi dapat juga karena ketidaknyamanan fisik yang dirasakan akibat
berbagai gangguan kehamilan yang terjadi. Peran bidan adalah memberikan
dukungan pada ibu dan keluarga dengan meyakinkan mereka bahwa kondisi tersebut
merupakan suatu hal yang yang umum terjadi pada ibu hamil (normal). Namun
demikian, bidan juga perlu memperhatikan dan mewaspadai adanya
penyebab/peristiwa lain. Ketidakstabilan emosional pada masa kehamilan juga
dapat mempengaruhi ibu pada periode postpartum, dan dapat menyebabkan
terjadinya depresi postpartum.
Daftar pustaka
2.
Bobak,
Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005. Buku Ajar
Keperawatan Maternitas, edisi 4. Jakarta: EGC.
3.
Fraser,
Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar Bidan, edisi 14.
Jakarta: EGC.
4.
Varney.
1997. Varney’s Midwifery, 3rd Edition. London, UK: Jones and Bartlett Publishers.
5.
Varney,
Kriebs, Gegor. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta:
EGC.