Senin, 12 September 2016

Pelayanan Anternatal Care (ANC)



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
B.   Tujuan Penulisan
a. Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.
b.  Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data.
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan sejak dini.
3. Menentukan antisispasi masalah potensial.
C.   Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Pemeriksaan Kehamilan ?

2. Bagaimana Cara Diagnosa Kehamilan ?
3. Apa saja Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) ?
4. Kebijakan apa yang ada pada Pelayanan Antenatal Care(ANC) ? 
5. Apa pengertian Intervensi Pelayanan Antenatal Care (ANC) ?
6. Apa saja Kriteria Keteraturan pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) ?
7. Ada macam dampak Ibu Hamil Tidak Antenatal Care (ANC) ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

Pelayanan Antenatal Care (ANC)
1.  Pengertian Pelayanan Antenatal  Care
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standar pelayanan Antenatal dan Pelayanan Antenatal sangat penting untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil selama kehamilan.
2. Tujuan Pelayananan Antenatal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan janin.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4.  Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Fungsi Pelayanan antenatal adalah sebagai berikut :
a.  Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.
b.  Melakukan screning, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko tinggi dan merujuk bila perlu.
c.  Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi. Perilaku antenatal care penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri,sementara faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati, mereka merasa tidak perlu memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Bidan atau tenaga kesehatan sehinga menyebabkan tidak terdeteksinya faktor  resiko tinggi.

BAB III
PEMBAHASAN

A.   Pemeriksaan Kehamilan
1)        Pengertian ANC
adalah pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah periksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapkan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan utama ANC adalah menurunkan/ mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Sedang tujuan Khusus ANC adalah:
  1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tubuh kembang bayi
  2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu
  3. Mengenal secara dini adanya, ketidak normalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara, umum, kebidanan, dan pembedahan.
  4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin
  5. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima, kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
2)        Pemeriksaan Antenatal kebidanan terbagi dalam :
1) Anamnesa, meliputi:
a)  Identitas diri dan keluarga
b)  Riwayat obstetrik yang lalu
c)  Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita oleh ibu dan keluarga
d)  Riwayat sosial ekonom

2) Pemeriksaan fisik :
1)   Pemeriksaan umum(TTV)
2)   Pemeriksaan luar (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)
3)   Pemeriksaan dalam :
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Recktal Toucher (RT)
4)   Pemeriksaan rontgenologis
5)   Pemeriksaan laboratorium (darah, urine)
6)    USG
3)   Test laboratorium (rutin dan khusus)
1.      Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28.Apabila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
2.      Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab)
Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali, kemudian diambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
3.      Pemeriksaan Protein urine
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
4.      Pemeriksaan Urine Reduksi 
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Apabila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
B.     Diagnosa Kehamilan
            Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil laboratorium. Pada pemeriksaan ANC, diketahui keadaan ibu dan Janin :
1.      Primi atau multigravida(Hamil Kedua)
2.      Usia kehamilan
3.      Anak hidup atau mati
4.      Anak tunggal atau anak kembar
5.      Letak / posisi janin
6.      Keadaan jalan lahir
7.      Keadaan klien

Ada beberapa tanda  yang mendiaknosa Keadaan ibu, yaitu :
1.  Tanda Dugaan Hamil
a)      Amenorea (tidak datang haid).
b)      Payudara tegang
c)      Mengidam (ingin makanan khusus)
d)     Mual muntah pagi hari (morning sickness)
e)      Hipersalivasi
f)       Konstipasi
g)      Pigmentasi kulit
2. Tanda Kemungkinan Hamil
a)      Pembesaran rahim dan perut
b)      Pada pemeriksaan dijumpai
c)      Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
3. Tanda Pasti Hamil
1)             Gerakan janin dalam rahim dan di palpasi terasa, dan teraba bagian janin dan balotemen serta gerak janin
2)             Dengan ultrasonography (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin dan Terdenagr denyut jantung janin
3)             Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.

C.   Standar Pelayanan Ante Natal Care (Anc)
Standar 1 : Metode Asuahan
Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajamen, kebidanan dengan langkah : Pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencananevaluasi dan dokumentasi.
Standar 2: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien di lakukan sacara sistematis berkisinambungan. Data yang dioeroleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Bidan memlakukan kunjungan rumah dan berintraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotipasi ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan teratur.
Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memeberi sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah pembengkakan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, (Penyakit Menular Seksual) / infeksi HIV (Human Imumuno Deficiency Virus) ; memberikan pelayanan imunisasi , nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu megambil tindakan yang diperlikan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
Standar 5 : Palpasi Abdomenal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomenal secara seksama dan melakukan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan, serta melakukan rujukan tetap waktu.
Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua khasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan  yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 : Pemeriksaan Persalinan
Bidan memberipat kepadakan saran yang tepat pada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ke tiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman  suasana yang menyengkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat, Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
D. Kebijakan Pelayanan Antenatal 
1.      Kebijakan Program
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.
Pendekatan pelayanan obstetri dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
1.   Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2.   Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.
3.   Setiap  perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.
2.    Kebijakan Teknis
 Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan   teknis   untuk   ibu    hamil  secara    keseluruhan  yang  bertujuan  untuk  mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1.  Mengupayakan kehamilan yang sehat.
2.  Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
3.  Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4.  Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Beberapa Kebijakan teknis pelayanan antenatal care rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi : 
1.   Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan melibatkan kader dan perangkat desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil.
2.   Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun. 
3.  Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah.
4.  Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.
E.  Intervensi Pelayanan Antenatal
Intervensi dalam pelayanan Antenatal Care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnose kehamilan. Adapun intervensi dalam pelyanan Antenatal Care adalah :
a.    Intervensi Dasar
1.    Pemberian Tetanus Toxoid
Diberikan untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum yang diberikan sekurang-kurangnya 2 kali selama kehamilan dengan interval minimal 4 minggu, apabila ibu belum pernah mendapatkan suntikan TT sebelumnya.
2.    Pemberian Vitamin Zat Besi, yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat, diberikan sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Minimal 90 tablet, dan diminum sebaiknya tidak bersama teh atau kopi, karena dapat mengganggu penyerapan.

b.    Intervensi Khusus
Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan risiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:
1)  Faktor risiko
a. Umur, terlalu muda yaitu dibawah 20 tahun dan terlalu tua yaitu diatas 35 tahun
b. Paritas, paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) dan paritas >3
c. Interval, yaitu jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang kurangnya 2 tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm
e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
2.) Komplikasi Kehamilan
a.  Komplikasi obstetri langsung, seperti perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak lintang atau sunsang primi gravida, anak besar atau hidramion atau kelainan kembar, ketuban pecah dini dalam kehamilan.
b.  Komplikasi obstetri tidak langsung, seperti penyakit jantung, hepatitis, TBC(tuberkolosis),anemia, malaria, diabetes melitus.
c.  Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan(kendaraan, keracunan, kebakaran)
F.  Kriteria Keteraturan ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut:
  1. Pemeriksaan pertama kali yng ideal sedini mungkin ketika haid nya terlambat satu bulan
  2. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan
  3. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan
  4. Pemeriksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
  5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan : 
a)        Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”
1.         Timbang berat badan
Timbang berat badan Ukuran berat badan kg tanpa sepatu dan memakai yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
2.         Tekanan darah
3.         Ukur Tingg fundus uteri (TFU)
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu
4.         TT lengkap imunisasi(Untuk mencegah tetanus neonatorum)
5.         Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan
6.         Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
7.         Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan, perencanaan persalinan dan pencegahan omplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
b.)   Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan antenatal sebauknya di lakukan 4 kali selama kehamilan (Saifuddin,2006) yaitu:
1.     Satu kali kunjungan selama trimester pertama  (sebelum minggu ke 14 )
a)      mendeteksi masalah yang dapatditanagni sebelum membahayakan jiwa
b)      mencegah masalah, misal :tetanus neonatal, anemia, dankebiasaan tradisional yang berbahaya
c)      membangun hubungan saling percaya .4. memulai persiapan kelahirandan kesiapan mengahdapi
d)     memulai persiapan kelahirandan kesiapan mengahdapi komplikasi
mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga,istirahat, seks, dll)

2.     Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
Sama dengan trimester I , ditambah: kewaspadaan khusus terhadap hipertesi kehamilan(deteksi gejala pre-eklampsi, pantautekanan darah, evaluasi edema, proteinuria)

3.     Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36)
Ø Lebih 36 minggu sama dengan trimester sebelumnya ditambah deteksi kehamilan ganda
Ø Sama dengan trimester sebelumnya, ditambah kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di rumah sakit

G.   Dampak Ibu Hamil Tidak Antenatal Care (ANC)
1.    Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
2.    Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
3.    kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara dini.









BAB IV
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Pelayanan Antenatal Care untuk mendeteksi kehamilan yang sehat serta menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu melahirkan selamat, terutama ibu hamil pertama kali, bidan melakukan tindakan seperti :
A.  Mendeteksi dini dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetric.
B.  Memelihara peningkatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen immunisasi.
C.  Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui, melalui masa nifas yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologi dan sosial.

B.     SARAN

Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.Oleh karena itu, penulis berharap kepada pembaca semua agar belajar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menghasilkan karya yang baik serta memberikan pengetahuan yang lebih luas.












DAFTAR PUSTAKA
Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar