TUGAS BIOLOGI DASAR
SEL
KELAS
DIII REGULER A
1.
AVIATI
WIKI RIYANTO (P27224014014)
2.
AVIDA
IFFAH M (P27224014015)
3.
DESI
WULANDARI (P27224014021)
4.
DIAH
AYU A (P27224014024)
5.
FEBRISKA
HEROVI K D (P27224014034)
6.
HAJAR
FAJRIN (P27224014037)
TAHUN PELAJARAN
2014/2015
POLTEKKES KEMENKES
SURAKARTA
SEL
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri
dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh
manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter
0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat
dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian
besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa
dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh
kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17.
Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665
ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop
yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit
kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden
dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut
biologi sel.
1. Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi.
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional
makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan
melaksanakan semua fungsi kehidupan (faal tubuh). Berdasar jumlah sel
penyusunnya makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler
dan multiseluler. Makhluk hidup multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang
kemudian mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Struktur sel terdiri dari
nukleus (inti sel), sitoplasma beserta organelnya, membran sel dan dinding sel. Sel yang mempunyai fungsi
khusus biasanya dilengkapi dengan organel khusus yang tidak ditemukan pada sel
lain.
Sel bisa diartikan sebagai gumpalan dari protoplasma
yang berinti dan berfungsi sebagai komponen atau alat dalam membantu
penyelenggaraan segala aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Selama pertumbuhan,
sel akan berubah seiring dengan perkembangannya baik dari bentuk untuk
menyesuaikan dengan fungsinya. Bentuk sel bisa epidermis, hal ini akan
melindungi sel-sel lain dalam menyimpan persediaan makanan.
Sel berasal dari kata cella dimana memiliki arti sekumpulan partikel-partikel
yang berukuran kecil dan membentuk suatu kesatuan terkecil dari makhluk hidup
agar dapat melaksanakan suatu kehidupan. Pengertian sel sendiri mencakup dari
beberapa hal yang berasal dari empat teori yakni unit struktural terkecil dari
makhluk hidup, unit fungsional terkecil dari mahkluk hidup, pertumbuhan
terkecil dari suatu makhluk hidup, serta unit hereditas terkecil dari mahkluk
hidup.
Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli
Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384 – 322 SM). Dia menyatakan bahwa semua
makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit struktural yang
mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini belum dikenal kata “sel”
dari unit structural tersebut.
Robert Hooke (1665 M), Dialah orang yang
pertama kali yang menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”. Beberapa
investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, Tak satupun yang
dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit atau sel yang
serupa.
Pada tahun 1938 – 1939 M, dua orang ahli biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli Botani) dan Theodore Schwann (ahli Zoologi) Mendefinisikan secara jelas tentang sel. Menurut
mereka sel adalah unit struktural dan unit fungsional dari organisme hidup.
Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern,
yaitu:
1.
Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.
2.
Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.
3.
Sel adalah pembawa sifat dari makhluk
Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan
sel). Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral
dari organisme lengkap.
Ukuran Sel
Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi
antara 10 µm – 100 µm. Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1
– 0,5 µm. Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia
nevia, yaitu ± 55 cm.
Jumlah Sel
Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu. Mereka
disebut sebagai bentuk uniseluler atau aseluler.
Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae
dan sebagaian besar Kingdom Fungi terdiri beberapa sel, mereka dikatakan
sebagai organisme multiseluler.
Type Sel
Berdasarkan strukturnya, sel terbagi ke dalam dua
type, yaitu:
1. Sel Prokariotik; yaitu sel dimana mitokondria,
kloroplas, dan nucleus tidak terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada
bakteri dan alga biru hijau yang tergolong dalam kingdom Monera.
2. Sel Eukariotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan
membrane tampak secara jelas. Type sel ini ditemukan pada semua Kingdom
Protista , Kingdom Fungi , Kingdom Plantae dan Animalia.
Penemuan
awal
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16
dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga
pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra
sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop
majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia
mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur
mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi
pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun
1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena
mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya
dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada
gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam
tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang
kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya
untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah,
spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun
1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal
Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu
suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air
liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan
kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam
bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan
modern.
Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong
kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan
dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga
menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan
ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun
tumbuhan, yaitu kloroplas.
Teori sel
Dua ratus
tahun kemudian, yakni sekitar tahun 1835, seorang ilmuan Prancis yang bernama
Felix Dujardin meneliti bahwa sel-sel tersebut tersusun atas substansi berupa
cairan. Cairan tersebut dikenal dengan istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma
kali ini dikemukakan oleh Johannes Purkinje.
Beberapa
ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati
bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih diperdebatkan
pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden
menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi
tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga
menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831)
dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk
dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan
Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana
Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan
juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai
bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.
Yang
kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah
Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat
dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas
berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang
telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah
dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada
tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang
terkenal, omnis cellula e cellula (semua
sel berasal dari sel).
Perkembangan
biologi sel
Antara
tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar,
seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting,
seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu
disebut sitologi.
Perkembangan
teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan
sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada
tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di
New York, Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of Biochemical and Biophysical
Cytology berganti nama menjadiJournal of Cell Biology. Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel
telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi
ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel
sel.
3.
Bagian-Bagian Sel
a.
Membran plasma
Mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel
atau organel. Sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus (hormon)
metabolit dll dan agensia khas seperti bakteri dan virus. Tempat berlangsunya berbagai reaksi kimia seperti
pada membran motokondria, kloroplas, retikulum endoplasma dan lain-lain.Membran
plasma juga berfungsi sebagai reseptor perubahan lingkungan sel, seperti
perubahan suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.
b.
Dinding sel
Fungsi nucleolus adalah tempat perakitan ribosom.
d.
Organel sel
Organel sel antara lain
adalah : retikulum endoplasma, mitokondria, badan golgi, kloroplas, nucleus, lisosom,
peroksisom, vakuola. Disamping organel yang dibungkus membran ada pula
organel yagn tidak dibatasi membran seperti ribosom
Retikulum endoplasma memiliki beberapa fungsi sebagai
berikut :
·
Tempat biosintesis protein. Protein disintesis pada REG.
·
Tempat penambahan molekul karbohidrat. Molekul karbohidrat ditambahkan pada
rantai protein yang telah disintesis RE sebelum dibawa ke badan golgi, lisosom,
membran sel atau ke ruang antar sel. Penambahan ini terjadi di lumen RE.
·
Tempat biosinteis fospolipid dan kolesterol. Membran RE berfungsi untuk
membentuk semua lipid yang diperlukan untuk membentuk atau memperbaiki membran
plasma, termasuk fospolipid dan kolesterol.
·
Tempat detoksifikasi, proses ini berlangsung pada REA sel-sel usus, ginjal,
kulit, dan terutama di hari. Senyawa-senyawa yang berbahaya dan bersifat racun,
diubah menjadi tidak berbahaya.
2.
Badan Golgi
Kompleks golgi mempunyai fungsi sebagai berikut :
·
Tempat glikosilasi protein dan lipid, yaitu proses perakitan protein dan
lipid berkarbohidrat tinggi.
·
Berperan dalam pemulihan membran sel
·
Berperan dalam mencekresikan bahan tertentu yang dibutuhkan di luar sel.
Bahan yang akan disekresikan terlebih dahulu dikemas dalam vesikuli sekretoris
atau granula sekretoris.
·
Pada sel tumbuhan kompleks golgi juga berperan dalam perakitan dinding sel.
3.
Lisosom dan peroksisom
Organel ini penting untuk melindungi sel dari
penimbunan H2O2. pada biji yang sedang tumbuh peroksisom berperan dalam perimbakan asam lemak yang tersimpan
dalam biji menjadi gula yang diperlukan untuk tubuh.
4.
Mitokondria
Mitokondria mempunyai banyak fungsi metabolik,
terutama untuk menghasilkan energi pada metabolisme karbohidrat dan lemak
(disebut juga respirasi), sintesis ATP dan lain-lain. Jumlah mitokondria dalam
sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel. Sel-sel yang aktif seperti sel
pada jaringan otot mempunyai banyak mitokondria.
5.
Kloroplas
Fungsi kloroplas adalah tempat fotosintesis dan sintesis ATP pada sel
tumbuhan. Selain kloroplas pada rumbuhan juga terdapat plastida lain yaitu kromoplas yang mengandung pigmen kuning dan leukoplas yang tidak mengandung pigmen.
6.
Sentrosoma
Sentrosoma merupakan argenel yang bentuknya agak bulat
dan terletak dekat ini. Pada sentrosoma terdapat dua sentriol yang tersusun tegak lurus satu dengan yang lain.
Sentrosoma berperan dalam pembelahan sel.
7.
Ribosom
Merupakan struktur terkecil yang terdapat dalam sel,
dan merupakan tempat berlangsungnya sintesis. Ukuran ribosom pada sel eukariota
berbeda dengan sel prokariota. Pada sel yang aktif melakukan sintesis protein,
ribosoma dapat mencapai 25% dari bobor kering sel.
8.
Vakuola
Vakuola merupakan organel yang berisi cairan, dan
dibatasi oleh membran plasma, vakuola umumnya terdapat pada sel tumbuhan. Pada
sel tumbuhan yang muda terdapat banyak vakuola-vakuola kecil, tetapi dengan
bertambahnya umur sel, maka terbentuk vakuola tengah yang besar. Vakuola
berfungsi untuk menyimpan sementara bahan makan terlarut dan sia-sia
metabolisme.
9.
Transpor Materi Intra dan Antar Sel
Salah satu fungsi membran sel adalah tempat lalu
lalangnya materi yang dibutuhkan, yang tidak dibutuhkan atau materi yang dibutuhkan
ruang antar sel. Sistem pemasukan dan pengeluaran materi ini disebut sistem
transpor. Dilihat dari materi yang memasuki sel, ada dua kelompok yaitu makro
molekul dan mikro molekul. Membran plasma merupakan saringan pemilihan materi
yang akan memasuki sel. Dwilapis lipid bersifat impermeable bagi
molekul-molekul terlarut dalam air dan molekuk bermuatan.
a. Pengangkutan mikromolekul lewat membran sel
Ada tiga mekanisme pengangkuran mikromolekul, yaitu :
difusi sederhana, difusi dipermudah, dan pengangkutan aktif. Difusi sederhana
dan dipermudah merupakan transport materi dari daerah konsentrasi tinggi, ke
daerah konsentrasi rendah. Pengangkutan ini tidak menggunakan ATP, karena
searah dengan gradien konsentrasi, sehingga juga transpor pasif. Transpor
materi dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi tinggi memerlukan
ATP, karena berlawanan dengan gradien konsentrasi sehingga disebut juga
transport aktif.
1.
Difusi sederhana
Molekul-molekul yang dapat melewati membran plasma
dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya. Mikromolekul yang
bersifat hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah. Sedangkan
makromolekul atau molekul yang terion sulit melewati membran plasma. Kemampuan
membran plasma untuk memilih molekul yang akan melewatinya disebabkan adanya
porus pada membran tersebut. Porus tersebut ada yang menembus molekul protein
integral (transmembran), atau terbentuk secara acak pada dwilapis ipid. Porus
pada dwilapis lipid terbentuk karena gerakan molekul lipid tersebut.
2.
Difusi dipermudah
Senyawa yang melewati selaput plasma dengan jalan
difusi dipermudah, tidak memerlukan ATP. Namun gerakan senyawa dari luar ke
dalam atau sebaliknya bisa lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini
karena ada protein pembawa (carier) yang mampu mempercepat pengangkutan.
Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa yang akan dibawa, segera
memindahkan senyawa tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya, dengan jalan
rotasi berdifusi atau dengan membentuk porus.
3.
Transport
Pengankutan senyawa melewati membran plasma dengan
melawan gradien, berlangsung sangat rumit. Mekanisme paling sederhana sama
dengan difusi dipermudah, namun memerlukan ATP. Salah satu contoh transport
aktif adalah pemompaan ion Na+ dan Ka+ di dalam sel dipertahankan selalu lebih
tinggi dari pada di luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel
dipertahankan selalu lebih rendah dari pada luar sel. Untuk itu ion Na+ dan Ka+
dipompa melawan gradien konsentrasi. Pemompaan dapat berlangsung bila ada ATP.
b. Pengangkutan makromolekul lewat membran sel
Makromolekul bisa berupa protein, polinukleotidak,
polisakarida atau mikroorganisme. Bahan-bahan ini tidak dapat lewat membran sel
dengan cara difusi ataupun transport aktif, namun sel tetap dapat memasukkan
dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul
ini sangat berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Pengangkatan makromolekul
membutuhkan visikuli. Ada tiga cara pengangkutan makromolekul yaitu
endositosis, eksositosis, pertunasan (budding).
1.
Endositosis
Endositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam
sel, dengan cara pelekukan ke dalam (invaginasi) membran sel. Setelah terjadi
pelakukan membran sel akan menggenting dan akhirnya terputus sehingga terbentuk
vesikuli (endosom) yang berisi makromolekul yang akan diangkut. Endosotosis
terbagi dua yaitu pinositosis, bila materi yang diangkut kental (solid).
2.
Eksositosis
Ekositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke luar sel
ada dua cara eksositosis yaitu melalui pelekukan ke luar (evaginasi) membran
plasma sehingga akhirnya membran plasma mengenting dan putus dan bahan yang
diangkut berada dalam visikuli. Cara yang kedua vesikuli yang ada dalam sel
(atau organel) melbur dengan membran plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan
setelah membran vesikuli terbuka.
3.
Pertunasan
Pertunasan hampir sama dengan eksositosis yang
membentuk vesikuli, hanya istilah ini dipakai untuk tingkat organel saja.
Contohnya pada pembentukan lisosom.
4.
Struktur Sel
A.
Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang
memiliki sel tipe prokariotik. Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula,
dinding sel, dan membran plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa
lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula
adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian bahan
seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam
amino. Berdasarkan struktur dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi
bakteri Gram negatif dan Gram positif
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup
yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi.
Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa
daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi
mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat
gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi yang berfungsi
untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian dalam sel bakteri.
Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-butiran
protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel
bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran
seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan
mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri.
B.
Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem
endomembran. Sel tipe ini secara struktural memiliki sejumlah organel pada
sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan
satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel.
Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur
baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda
dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya
dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel.
Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda
penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur
dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel
hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.
5.
Fungsi Sel
Ditinjau dari fungsinya, sel merupakan unit fungsional
dari semua (konsep) organism hidup. Jadi, fungsi kehidupan ini dikerjakan oleh
tiap individu sel. Fungsi kehidupan organisme tingkat tinggi (termasuk manusia)
dikerjakan oleh tiap sel dari berbagai alat tubuh dan organisasi yang sempurna
terjadilah aktivitas terpadu untuk melangsungkan fungsi kehidupan ini.
Aktivitas terpadu dikoordinasikan oleh kekuatan yang belum kita ketahui menurut
teori vitalitas dinyatakan sebagai a
transcendent force not inherent in the chemical composition of protoplasm.
Ditinjau dari perkembangan, maka sel merupakan unit
perkembangan, karena tiap jenis jaringan dan alat tubuh didahului oleh
pembentukan jenis sel tertentu.
Ditinjau dari keturunan, sel merupakan unit hereditas.
Seperti yang dijelaskan dalam hal reproduksi, dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen-gen (factor keturunan). Semua
sifat turun temurun dari suatu individu (hewan uniselular atau hewan multiselular)
terdapat dalam sel itu atau dalam sel reproduksi atau dalam sel kelamin.
6.
Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material
seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya
dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses
dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai
kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan
uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan
multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk
pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya
membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan
secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan
meiosis’.
a.
Pembelahan Sel secara Langsung
Proses pembelahan secara langsung disebut juga
pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses
pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel
satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat
mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi
dua sel yang identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi
menjadi empat, begitu seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan
inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel
terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme
prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme prokariotik
dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya.
Membran inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel ( nukleoplasma) dengan
cairan di luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel ( sitoplasma).
Organisme prokariotik tidak mempunyai membran inti sel, sedangkan organisme
eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan
mempunyai inti sel (nukleus) sejati. Pembelahan biner pada organisme
prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut
nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel
eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga
tidak perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
b.
Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan
yang melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai
dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda. Kalian telah mengetahui bahwa di
dalam inti sel terdapat benang-benang kromatin . Ketika sel akan membelah,
benang-benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut
kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah
diamati dengan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan
benang pembawa sifat. Di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa
sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses
pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel membelah
dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel
yang terjadi melalui fase-fase itulah yang disebut pembelahan secara tidak
langsung. Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
mitosis dan meiosis.
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau
organ tubuh organisme terjadi melalui proses pembelahan sel secara mitosis.
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis
terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan
gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri
menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk memiliki 2n kromosom,
maka setiap sel anakan juga memiliki 2n kromosom. Jumlah 2n ini disebut juga
kromosom diploid.
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan
reproduksi secara aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi
pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan membelah
beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini
terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan
manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara
mitosis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar