BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Status kesehatan
ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin dan
merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya.
Bukan hanya faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan,
melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala
sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosial budaya dan ekonomi). Dengan
begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan
ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang
proses persalinan nanti.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor fisik apa saja yang memengaruhi
masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor fisik
dalam menjaga kehamilan?
3. Apa saja yang memengaruhi status
kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana faktor fisik memengaruhi kesehatan
ibu hamil?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui faktor-faktor fisik apa saja yang memengaruhi kehamilan
2.
Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga
kehamilan
3.
Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4.
Mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap kesehatan ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Status Kesehatan
Status
kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan ibu
selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh kembang
zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.
a.
Faktor Usia
1)
Segi negatif kehamilan di usia tua
a)
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat
menentukan proses kelahirannya
Hal ini turut mempengaruhi kondisi janin.
Pada proses pembuahan, kualitas sel
telur perempuan pada usia ini telah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi
sehat (25-30 tahun).Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan
sehingga menyebabkan terjadinya gangguan perkemihan dan perkembangan buah
kehamilan, maka kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR) atau kehamilan di luar kandungan yang berakibat berat
bayi lahir rendah (BBLR).
b)
Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika
ibu mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama
dengan usia lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.
2)
Segi positif hamil di usia tua
a)
Kepuasan peran sebagai ibu
b)
Merasa lebih siap
c)
Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
d)
Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e)
Mampu mengambil keputusan
f)
Karir baik, status ekonomi lebih baik
g)
Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
h)
Periode menyusui lebih lama
i)
Toleransi pada kelahiran lebih besar
b. Riwayat
Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi
kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat
dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1. Hipertensi (merupakan tanda terpenting
guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan disatolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik, menggambarkan
besaran curah jantung. Dan dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan
dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas
ibu bersalin. Atau disebut juga kelainan vaskuler yang terjadi sebelum
kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi
yang kami bahas dalam makalah ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil.
Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi dan kadang-kadang disertai
proteinuria, edema, convulsi, kejang, koma, nyeri kepala, gangguan penglihatan,
hiperrefleksia, penyakit ginjal hipertensif atau gejala-gejala lain. Yang
diklasifikasikan menjadi beberapa hipertensi dalam kehamilan seperti :
hipertensi kronik (malaria serebral, tetanus, epilepsi dalam kehamilan), pre-
eklampsia berat dan ringan, eklampsia, hipertensi kronik dengan superimposed pre-
eklampsia, hipertensi gestasional, hipertensi esensial ringan dan sedang.)
2. Penyakit Jantung (memperberat kehamilanya
karena jantung yang tidak normal tidak dapat menyesuaikan kerjanya terhadap
perubahan fisiologis seperti : hipervolemia (peningkatan
volume plasma yang abnormal dalam tubuh) penyakit jantung pada kehamilan
memyebabakan terjadinya abortus (keguguran), payah jantung
atau dekompensasi kordis, prematuritas (lahir
tidak cukup bulan), dismaturitas (lahir tidak cukup bulan
namun dengan berat badan lahir rendah), lahir dengan apgar rendah
atau lahir mati, kematian janin dalam rahim (KJDR).)
3. Diabetes Melitus (gangguan ini juga
bisa dialami ibu hamil yang sebelumnya tidak punya riwayat diabetes. Gejala
diabetes terhadap kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami kelainan
kongenital (cacat bawaan), pre- eklampsia (kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi atau hipertensi, protein dalam kemih atau proteinuria, dan penimbunan
ciaran selama kehamilan atau edema.), polihidramnion, infeksi saluran kemih,
persalinan sectio caesaria atau sesar, trauma persalinan
akibat bayi besar.)
4. Anemia (dalam kehamilan ialah
kondisi ibu denagn kadar Hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau
kadar < 10,5 gr% pada trimester 2. Penyebab anemia tersering adalah
defisiensi zat-zat nutrisi bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang
disertai infeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati.
Penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi
yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang
berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik. Penyebab tersering
kedua adalah anemia megabolistik yang disebabkan oleh defisiensi asam folat,
dan defisisensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang
ditemui adalah hemoglobinopati, proses inflamasi, toksisitas
zat kimia, dan keganasan. Penyebab anemia umumnya adalah : kurang gizi, kurang
zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak(persalinan yang
lalu, haid,dan lain-lain), penyakit-penyakit kronik(TBC paru, cacing usus,
malaria, talasemia, kanker sel darah putih atau leukemia, hemoestasis dan
kelainan pembekuan darah, dan lain-lain.)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan adalah :
keguguran, partus prematurus, inersia uteri dan partus lama, atonia uteri dan
meyebabkan pendarahan, syok, afibrinogenemia danhipofibrinogenemia,
infeksi intrapartum dan dalam masa nifas, bila terjadi anemia gravis (Hb
dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan,
bahkan bisa fatal.
Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah : anemia defisiensi besi(62,3 %),
anemia defesiensi asam folat, anemia megaloblastik(29,0 %), anemia
hipoplastik(8,0 %), anemia hemolitik(sel sickle) (0,7 %).
5. Penyakit Menular Seksual
atau PMS ( dalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau
jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang
terinfeksi kepada mitra seksualnya. PMS merupakan salah satu penyebab infeksi
saluran reproduksi atau ISR, tapi tidak semua PMS menyebabkan ISR, dan
sebaliknya tidak semua ISR disebabkan PMS.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan
PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan.
Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes,
hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab
kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti
Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi
kehamilan.
Berdasarkan Penyebabnya PMS dibedakan menjadi :
gonore, sifilis, trikomoniasis, ulkus mole, herpes genitalis, kondiloma
akuminata, infeksi HIV dan AIDS, kandidosis vaginalis, vaginosis bakterial, non
gonokokal servisitis, limfogranuloma inguinal.)
c. Kehamilan
ganda (Multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih
dari satu janin, biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya
beban ganda yang harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan
lain-lain. Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa penyulit
pada proses persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih
dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses
persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara
SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi
karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun
adanya keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Terdapat 2 jenis kehamilan ganda, yaitu : hamil ganda monozigotik(satu
telur, identik), hamil ganda dizigotik(dua telur, fraternal). Masalah yang
ditimbulkan dari kehamilan ganda ini adalah : partus prematurus, pre-
eklampsia/eklampsia, anemia, malpresentasi, perdarahan pasca persalinan.
d. Kehamilan dengan HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin
akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya.
Transmisi HIV dari ibu kepada janin dapat terjadi intrauterine(5-10%), saat persalinan(10-20%),
dan pascapersalinan(5-20%). Kelainan yang terjadi pada janin adalah berat badan
lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan abortus spontan.
2.2 Status Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak
dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu
untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan
zat-zat penting yang hanya dapat dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk
memberikan informasi ini kepada ibu karena terkadang pasien kurang
memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya masyarakat di era
sekarang ini lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas makanan yang
dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan
kondisi kesehatan bayi dan ibu, terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai
modal awal untuk menyusui misalnya sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat
pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun
berisiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi sel darah merah,
sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta.
b. Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi
protein saja. Tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. hal
ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan
kematian perinatal.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru di janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan.
Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi
secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan
sintesa darah otot, setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30
mg), minimal 90 tablet selama hamil.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan
kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian
suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan
di Negara dengan musim dingin yang panjang.
g. Pemberian yodium
pada daerah dengan edemik kretinisme.
2.3 Gaya Hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup
masyarakat sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan
kesehatan seorang wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian
jauh dengan berkendara motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang
dikandungnya karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
2.3.1 Subtance Abuse
adalah perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi
ibu hamil termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu
yang membahayakan ibu hamil.
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya
kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara
teratur, misalnya untuk mengatasi epilepsy (penyakit ayan) atau
diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil. Aspirin (obat
penenang atau stress) dan sulfanilamide (anti biotik) cukup aman
pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek
jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh
pasangan. Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual
sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Kekerasan yang terjadi sekitar
7-11% dari wanita yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil dapat berupa
langsung maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan
kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta (terlepasnya
plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebih dari 28
minggu), fraktur tulang , rupture uteri dan perdarahan; sedangkan efek yang
tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan
terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan
yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok, serta meminum alkohol.
Bullock dan Mc. Failane (1989) menemukan prevelansi
yang meningkat untuk bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama
hamil. Kebanyakan wanita hamil yang mengalami kekerasan adalah karena
pendidikan yang rendah umur yang terhitung masih muda, dan hamil di luar nikah.
2.3.2 Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri
sendiri dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap
melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu
hamil dengan perokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran
premature (bayi belum cukup bulan atau lahir sebelum waktunya), BBLR
bahkan kematian janin.
2.3.3 Hamil diluar Nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu
akan sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan
hal-hal positif yang akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita
waspada akan adanya keguguran (abortus), premature (bayi lahir belum
cukup umur) dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa
dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu
kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak
terjadi postpartum blues atau seorang wanita yang tidak
menerima kehadiran anaknya karena depresi saat dalam masa nifas dan setelah
melahirkan .
2.3.4 Kehamilan tidak
diharapkan
Kehamilan
dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang wanita yang
sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada sebuah kehidupan
yang sedang dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil inilah yang nantinya membuat
pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan mengalami berbagai
kejadian berarti dalam hidup ini. Akan tetapi ada beberapa orang khusus yang
terkadang menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
dapat merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan
dari keluarganya amat kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita
tersebut dapat merasakan putus asa karena kehamilannya mungkin mempengaruhi
pendidikan, rencana karir, atau situasi ekonominya. Ia juga dapat merasakan
kecemasan, depresi, marah, malu atau bersalah walaupun lingkungan sosial
sekarang memandang kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup
kehamilan yang tidak diharapkan :
a.) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman untuk
dilakukan. Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat
dari perilaku itu, ternyata hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko
dari perilaku seks pra nikah atau seks bebas adalah kehamilan dan kehamilan
yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas “kenikmatan” masa remaja yang
seharusnya dinikmati oleh setiap remaja lelaki maupun perempuan. Walaupun
kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria
juga akan merasakan dampaknya karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini
ada 2 hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak
diharapkan :
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat
membawa resiko baik fisik, psikis, sosial. Bila kehamilan diakhiri (aborsi)
dapat mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
(1) Resiko perdarahan karena
mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak aman menurut medis.
(2) Pengerokan yang terlalu dalam
akan meninggalkan cerukan / bahkan lubang didinding rahim.
(3) Gangguan haid bila pergerakan
dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4) Infeksi yang terjadi kaibat
kelalaian / kurang terampilnya dokter yang menangani.
b.) Wanita Dewasa / Ibu yang
Sudah Menikah
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang
ibu tidak menghendaki kelahiran anak, yaitu :
1. Ibu merasa akan
mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat atau merasa anak dapat
menghambat cita-citanya dalam berkarya karena waktu itu biasanya hanya untuk
mengurusi anak.
2. Kekhawatiran
mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak anak sedangkan keuangan
rumah tangga sangat minim sehingga muncul kekhwatiran akan penghidupan yang
layak dan pendidikan anak berkelanjutan.
3. Ibu muda
biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat tubuhnya tidak sebagus
dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa hidupnya tidak bebas lagi jika
mempunyai anak.
4. Kegagalan alat
kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pemilihan alat
kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat pencegah kehamilan
seperti pil KB. Kehamilan resiko tinggi merupakan salah satu faktor kehamilan
tidak diharapkan. Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki
resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya ), akan terjadi
penyakit atau kematian sebelum maupun ssudah persalinan.
Faktor resiko sebelum kehamilan :
1. Masalah pada
kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada
kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Contoh :
a. Jika
sesorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg,
mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita
diabetes, maka resiko keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayi meningkat.
b. Jika seseorang
wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik
( hemolytic desease of new born) adalah abnormal pecahnya sel darah merah
pada janin atau bayi yang baru lahir. Hal ini biasanya karena antibodi yang
dibuat oleh ibu ditujukan terhadap sel darah merah bayi. Hal ini biasanya
disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau terjadi ketika ada ketidakcocokan
antara jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara golongan darah Rh ibu
dan bayi.Penyakit hemolitik dari Bayi juga disebut eritroblastosis
fetalis(Widness, 2008).maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit
yang sama lebih besar karena tubuh ibu telah membentuk antibody. )
2. Karakteristik ibu
a. Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan
Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang, lebih
rentan terhadap terjadinya pre eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan
tekanan drah tinggi, protein dalam kemih dan penimbunan cairan selama
kehamilan) dan eklampsi (kejang akibat pre eklampsi), mereka juga lebih mungkin
melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentang
terhada tekanan darah tinggi, diabetes di dalam rahim serta lebih rentan
terhadap nggaguan persalinan dan resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom
(misalnya sindroma down) semakin meningkat.
b. Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki
berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi kecil dari usia
kehamilan. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi
besar. Obesitas juga memyebabkan meingkatnya resiko terjadinya diabetes dan
tekanan darah tinggi selama kehamilan.
c. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari
1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut
juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan premature
(bayi lahir belum cukup umur) dan melahirkan bayi yang sangat
kecil.
d. Pendarahan saat hamil
Penyebab pendarahan paling sering pada trimester III :
(1) Kelainan letak plasenta
(2) Pelepasan plasenta sebelum
waktunya
(3) Penyakit pada vagina atau leher
rahim( misalnya infeksi )
Berdasarkan dari penyebabnya, perdarahan saat hamil
yaitu : perdarahan pada kehamilan muda(kehamilan kurang dari 22 minggu),
perdarahan antepartum atau hamil tua(kehamilan diatas 28 minggu atau lebih)
yaitu seperti perdarahan yang berhubungan dengan kehamilan(plasenta previa,
solusio plasenta, perdarahan pada plasenta letak rendah, pecahnya atau ruputra
sinus marginalis, rupture vasa previa, insersio velamentosa, plasenta
sirkumvalata), perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan(ruptura
varises vagina, perdarahan polip servikalis, perdarahan pada perlukaan serviks,
perdarahan karena keganasan serviks, erosio, dan trauma.
e. Batuk-batuk lama pada malam hari, kemungkinan TBC
Penyakit TBC paru dapat menimbulkan masalah pada
wanita itu sendiri, dan masyarakat sekitarnya. Kehamilan tidak banyak
memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan penyakit ini. Banyak wanita
tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering di temukan adalah batuk-batuk
yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, hemoptisis,subfebris,
berat badan menurun, kadang ada batuk darah dan sakit dada.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini.
Namun, pada kehamilan dengan infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat
badan lahir rendah serta resiko kematian perinatal. Infeksi TBC dapat
menginfeksi plasenta, biasanya dalam brntuk granuloma. Bentuk tuberkel jarang
menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan infeksi pada janin yang
menyebabkan tuberkulosis kongenital. Tuberkulosis kongenital juga termasuk bayi
yang terinfeksi dari aspirasi sekret pada proses persalinan.
f. Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan
rahim dan menekan diagfragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan
yang berat pada ibu dan terjadinya persalinan premature (bayi lahir belum cukup
umur). Air ketuban terlalu banyak cenderung terjadi pada :
(1)
Ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
(2)
Kehamilan ganda
(3)
Inkompatibilitas Rh
(4)
Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kalainan
sistem saraf)
Air ketuban terlalu sedikit ditemukan pada :
(1)
Bayi yang memiliki hambatan pertumbuhan
(2)
Bayi yang meninggal dalam kandungan
Kelainan pada cairan ketuban, yaitu : oligo
hidramnion(air ketuban kurang dari normal), hidramnion(jumlah air ketuban jauh
lebih banyak dari normal), ketuban pecah dini(pecahnya ketuban sebelum in
partu.)
c.) Perkosaan (Serangan
Seksual)
Perkosaan adalah “ persetubuhan” ( persetubuhan
sebenarnya adalah atau penetrasi labia oleh penis) atau seorang wanita tanpa
persetujuannya dan dengan paksaan melalui rasa takut, kekuatan atau penipuan.
Pemerkosaan sering terjadi pada anak besar kelompok umur menarche atau adolesen (
14-17).
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan
penganiyaan seksual dalam bentuk pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini
sering di temukan, yang mula-mula merupakan masalah anak kecil baru diketahui
setelah riwayat penganiyaan yang agak lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol yang mempengaruhi pikiran
sehingga hanya di penuhi hawa nafsu. Tindak perkosaan pasti menimbulkan trauma
fisik pada korban. Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi menjadi tidak mampu
melakukan aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa datang.
Penularan penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum,
biasanya akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang ( yaitu
trauma non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum
labiorum pudendi posterior, hymen dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan
dengan penetrasi penis ( abrasi, eritema, dan laserasi ). Dan tidak menutup
kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun pada akhirnya banyak di antara
mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.
2.3.5 Kebiasaan minum jamu
merupakan salah satu kebiasaan yang berisiko bagi ibu
hamil karena efek minum jamu dapat membahayakan tubuh kembang janin seperti
menimbulkan ke cacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal dan
jantung janin. Hal ini terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester 1
selain efek pada janin juga pada ibu hamil misalnya keracunan, syok,
pendarahan. Efek tersebut dapat terjadi di karenakan zat-zat tertentu pada jamu baik herbal maupun
zat yang lain.
2.3.6 Mitos atau
kepercayaan tertentu
ada beberapa mitos yang membahayakan kehamilan dan ada
yang mendukung pemeliharaan kesehatan saat hamil. Hal ini sangat di pengaruhi
oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu contoh tidak boleh
makan-makanan yang berbau amis, tidak boleh memotong rambut dan sebagainya.
Mitos yang mendukung di perbolehkan sedangkan yang membahayakan kita cegah
dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan.
2.3.7 Pekerjaan atau
aktivitas sehari-hari
Bagi ibu hamil bukan hanya pekerjaan di luar rumah
tetapi juga pekerjaan sebagai ibu rumah tangga termasuk pekerjaan sehari-hari
di rumah dan mengasuh anak. Sering ada rekomendasi mengurangi aktivitas ibu
hamil dengan riwayat melahirkan BBLR tetapi tidak efektif. Yang penting
diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang
perlu di perhatikan dalam pekerjaan bagi ibu hamil adalah aktivitasnya berisiko
pada kehamilan contoh berdiri lama sepanjang hari, pekerjaan dengan paparan
radiasi. nasehat yang penting di sampaikan adalah bahwa ibu hamil tidak boleh
melakukan aktivitas tetapi cermati apakah pekerjaan yang dilakukan berisiko
atau tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama
kehamilan pada sistem tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya
adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal
yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
1. Status kesehatan
2. Status gizi
3. Gaya hidup
3.2 Saran
Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus
mampu membentuk suatu manajemen yang baik agar permasalahan – permasalahan
kesehatan pada pasien yang terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan baik.
Sehingga menciptakan kenyamanan dan memberikan kesejahteraan bagi pasien atau
klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan bagi klien
khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan maksud dari
faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang dibahas dalam makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Asrinah, dkk.
2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
2. MIMS Bidan.
Edisi pertama. 2010
5. Romauli,
Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
6. Varney, dkk.
2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,volume 1. Jakarta : EGC
7. Sources: U.S.
Department of Health and Human Services - Public Health Service, Rockville, MD
20857; The Upjohn Company; Contraceptive Technology by R. Hatcher et al,
Chapter 4, 16th Revised Ed., 1994; Medical Institute for Sexual Health, P. O.
Box 4919, Austin, TX, 78765; MedicineNet.com; Centers for Disease Control (CDC).
Updated: Sept 2, 2002
10. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
11. Yulaikhah, Lily. 2006. Seri Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
12. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
13. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar